Kediri (ANTARA Sumsel) - Generasi muda saat ini dinilai harusnya lebih menghargai sejarah, dengan berhenti membicarakan hal buruk tentang Indonesia serta tidak menyebarkan beragam informasi palsu atau berita bohong (hoaks).
Demikian, disampaikan pemain film berjudul "Wage" dan pemeran WR WR Supratman, Rendra Bagus Pamungkas di sela acara nonton film tersebut di Kediri, Jawa Timur, Senin malam.
Menurut Rendra, dirinya menginginkan seluruh generasi muda Indonesia mulai hari ini berhenti berbicara buruk tentang Indonesia, karena itu akan menjadi negatif, tersimpan di bawah sadar seolah mengutuki sesuatu di sana.
"Usahakan berkata baik tentang Indonesia," katanya.
Ia mengaku prihatin dengan beragam berita hoaks saat ini. Untuk itu, ia juga meminta agar setiap orang juga sadar, selalu mempertimbangkan informasi yang diterimanya, apakah ada efek negatif ke depannya atau tidak.
"Ketika memposting harus sesuai dengan latar belakang yang kuat. Postingan darimana benar-benar ditimbang, jika dipublikasikan apakah ada terjadi sesuatu atau tidak, jadi dampaknya dipikirkan," katanya.
Ia mengatakan, di film dengan judul "Wage" ini sangat menginspirasi. Pembuatan film ini didedikasikan untuk generasi sekarang ini dan sarat dengan makna sejarah. Bahkan, hingga kini dirinya masih sering merinding ketika film itu diputar.
"Hampir semua di film ini baik pra produksi dan pasca semuanya menarik. Film ini juga didedikasikan untuk generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Orang yang menonton film ini, bisa tumbuh rasa cintanya, bangganya pada Tanah Air," ujar pria yang lahir di Kabupaten Kediri ini.
Ia juga menilai, saat ini dunia film yang mengangkat tentang cerita sejarah sudah banyak, termasuk yang isinya tentang sosok yang berkontribusi pada perjuangan Indonesia. Film-film tersebut berkontribusi cukup baik di tengah gempuran beragam film pahlawan super luar negeri.
Hingga kini, lanjut dia, film ini bukan hanya diputar di bioskop saja. Bahkan, beberapa penggerak film Indonesia, serta komunitas juga tertarik untuk memutarnya, dengan mengadakan nonton bareng. Hal itu tentunya sangat menggembirakan.
"Teman-teman di perfilman sekarang menggalakkan, fokus mengangkat biografi tokoh, harapannya bisa mengomunikasikan kepada generasi sekarang. Ada sejarah yang tidak boleh putus dan itu pikiran positif," kata pria lulusan ISI Yogyakarta ini.
Film dengan judul "Wage" menceritakan tentang sosok WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Film garapan sutradara John De Rantau ini dikerjakan sekitar tiga bulan, mulai Juli-Agustus 2017 dengan mengambil sejumlah lokasi di Yogyakarta, Semarang, dan Magelang.
Pemeran film ini adalah Rendra Bagus Pamungkas sebagai WR Supratman dan Prisia Nasution sebagai Salamah kekasih WR Supratman. Film tersebut sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 9 November 2017.
Selain itu, juga terdapat sejumlah artis lain yang terlibat, misalnya Teuku Rifnu Wikana, Putri Ayudya, Khoirul Ilyas Aryatmaja, sampai sejumlah pemeran berkebangsaan Belanda.
Film dengan durasi 120 menit tersebut diharapkan akan menjawab banyak pertanyaan soal Wage yang lahir di Somongari, Purworejo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903. Sejarah lama menyebutkan bahwa WR Soepratman lahir di Meester Cornelis Jatinegara, Jakarta.
Namun setelah melalui beberapa penelitian yang melibatkan para ahli, sang komponis lagu Indonesia Raya itu lahir di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Demikian, disampaikan pemain film berjudul "Wage" dan pemeran WR WR Supratman, Rendra Bagus Pamungkas di sela acara nonton film tersebut di Kediri, Jawa Timur, Senin malam.
Menurut Rendra, dirinya menginginkan seluruh generasi muda Indonesia mulai hari ini berhenti berbicara buruk tentang Indonesia, karena itu akan menjadi negatif, tersimpan di bawah sadar seolah mengutuki sesuatu di sana.
"Usahakan berkata baik tentang Indonesia," katanya.
Ia mengaku prihatin dengan beragam berita hoaks saat ini. Untuk itu, ia juga meminta agar setiap orang juga sadar, selalu mempertimbangkan informasi yang diterimanya, apakah ada efek negatif ke depannya atau tidak.
"Ketika memposting harus sesuai dengan latar belakang yang kuat. Postingan darimana benar-benar ditimbang, jika dipublikasikan apakah ada terjadi sesuatu atau tidak, jadi dampaknya dipikirkan," katanya.
Ia mengatakan, di film dengan judul "Wage" ini sangat menginspirasi. Pembuatan film ini didedikasikan untuk generasi sekarang ini dan sarat dengan makna sejarah. Bahkan, hingga kini dirinya masih sering merinding ketika film itu diputar.
"Hampir semua di film ini baik pra produksi dan pasca semuanya menarik. Film ini juga didedikasikan untuk generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Orang yang menonton film ini, bisa tumbuh rasa cintanya, bangganya pada Tanah Air," ujar pria yang lahir di Kabupaten Kediri ini.
Ia juga menilai, saat ini dunia film yang mengangkat tentang cerita sejarah sudah banyak, termasuk yang isinya tentang sosok yang berkontribusi pada perjuangan Indonesia. Film-film tersebut berkontribusi cukup baik di tengah gempuran beragam film pahlawan super luar negeri.
Hingga kini, lanjut dia, film ini bukan hanya diputar di bioskop saja. Bahkan, beberapa penggerak film Indonesia, serta komunitas juga tertarik untuk memutarnya, dengan mengadakan nonton bareng. Hal itu tentunya sangat menggembirakan.
"Teman-teman di perfilman sekarang menggalakkan, fokus mengangkat biografi tokoh, harapannya bisa mengomunikasikan kepada generasi sekarang. Ada sejarah yang tidak boleh putus dan itu pikiran positif," kata pria lulusan ISI Yogyakarta ini.
Film dengan judul "Wage" menceritakan tentang sosok WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Film garapan sutradara John De Rantau ini dikerjakan sekitar tiga bulan, mulai Juli-Agustus 2017 dengan mengambil sejumlah lokasi di Yogyakarta, Semarang, dan Magelang.
Pemeran film ini adalah Rendra Bagus Pamungkas sebagai WR Supratman dan Prisia Nasution sebagai Salamah kekasih WR Supratman. Film tersebut sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 9 November 2017.
Selain itu, juga terdapat sejumlah artis lain yang terlibat, misalnya Teuku Rifnu Wikana, Putri Ayudya, Khoirul Ilyas Aryatmaja, sampai sejumlah pemeran berkebangsaan Belanda.
Film dengan durasi 120 menit tersebut diharapkan akan menjawab banyak pertanyaan soal Wage yang lahir di Somongari, Purworejo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903. Sejarah lama menyebutkan bahwa WR Soepratman lahir di Meester Cornelis Jatinegara, Jakarta.
Namun setelah melalui beberapa penelitian yang melibatkan para ahli, sang komponis lagu Indonesia Raya itu lahir di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.