Palembang (ANTARA Sumsel) - Pakar Transportasi dari Universitas Sriwijaya Prof Erika Buchari menilai moda transportasi di Palembang saat ini masih terputus-putus dan belum terkoneksi satu sama lain atau belum sampai tujuan.
Bila naik angkutan umum maka warga tidak sampai langsung ketujuan tetapi masih akan menggunakan sarana angkutan lainnya, kata Erika juga guru besar Unsri itu kepada wartawan usai menjadi pembicara pada rembuk nasional di Kampus Unsri Palembang, Kamis.
"Coba bayangkan bila ingin mencapai tujuan harus mengunakan berbagai kendaraan sehingga mengakibatkan masyarakat terpaksa menggunakan angkutan umum," kata dia.
Dengan permasalahan itu maka sekarang ini masyarakat banyak menggunakan kendaraan pribadi dalam berpergian sehingga menambah jumlah mobil atau motor setiap hari yang beroperasi dan menimbulkan kemacetan lalulintas.
"Ini akan menambah kemacetan karena jumlah kendaraan bertambah tidak sebanding dengan sarana jalan dan jembatan yang ada", ujar dia.
Selain itu juga kerusakan jalan menambah kemacetan karena pengemudi kendaraan terpaksa memperlambat bahkan berhenti saat berada di jalan rusak atau berlobang, kata Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia itu.
Memang, lanjut dia, semua sarana transportasi di Sumsel seperti angkutan darat misalnya trans musi, kereta api, termasuk berbagai angkutan umum lainnya sudah ada di daerah ini.
Oleh karena itu melalui rembuk nasional yang mengambil tema "Pembangun Infrastruktur dan Menata Konektifitas Negeri" yang dilaksanakan sekarang ini juga menjadi perhatian pemerintah untuk memikirkan permasalahan tersebut.
Sementara Ketua Umum Rembuk Nasional Dr Firdaus Ali mengatakan, rembuk nasional ini akan menjadi masukan bagi pemerintah pusat dalam mempercepat pembangunan infrastruktur, khususnya transportasi massal.
"Apalagi rembuk nasional ini untuk mencari masukan dan solusi mengatasi permasalahan di daerah dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur," tambah dia.
Bila naik angkutan umum maka warga tidak sampai langsung ketujuan tetapi masih akan menggunakan sarana angkutan lainnya, kata Erika juga guru besar Unsri itu kepada wartawan usai menjadi pembicara pada rembuk nasional di Kampus Unsri Palembang, Kamis.
"Coba bayangkan bila ingin mencapai tujuan harus mengunakan berbagai kendaraan sehingga mengakibatkan masyarakat terpaksa menggunakan angkutan umum," kata dia.
Dengan permasalahan itu maka sekarang ini masyarakat banyak menggunakan kendaraan pribadi dalam berpergian sehingga menambah jumlah mobil atau motor setiap hari yang beroperasi dan menimbulkan kemacetan lalulintas.
"Ini akan menambah kemacetan karena jumlah kendaraan bertambah tidak sebanding dengan sarana jalan dan jembatan yang ada", ujar dia.
Selain itu juga kerusakan jalan menambah kemacetan karena pengemudi kendaraan terpaksa memperlambat bahkan berhenti saat berada di jalan rusak atau berlobang, kata Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia itu.
Memang, lanjut dia, semua sarana transportasi di Sumsel seperti angkutan darat misalnya trans musi, kereta api, termasuk berbagai angkutan umum lainnya sudah ada di daerah ini.
Oleh karena itu melalui rembuk nasional yang mengambil tema "Pembangun Infrastruktur dan Menata Konektifitas Negeri" yang dilaksanakan sekarang ini juga menjadi perhatian pemerintah untuk memikirkan permasalahan tersebut.
Sementara Ketua Umum Rembuk Nasional Dr Firdaus Ali mengatakan, rembuk nasional ini akan menjadi masukan bagi pemerintah pusat dalam mempercepat pembangunan infrastruktur, khususnya transportasi massal.
"Apalagi rembuk nasional ini untuk mencari masukan dan solusi mengatasi permasalahan di daerah dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur," tambah dia.