Johannesburg (ANTARA/Xinhua-OANA) - Dikabarkan ada sedikitnya 17 anak lelaki meninggal saat "perpeloncoan" sekolah di bagian timur Afrika Selatan dalam waktu kurang dari satu pekan, demikian laporan media setempat, Senin (14/5).

Semua anak lelaki itu meninggal dalam kegiatan "perpeloncoan" sekolah di Provinsi Mpumalanga di bagian timur negeri tersebut, kata polisi yang dikutip South African Broadcasting Corporation.

Enam di antara mereka meninggal setelah dibawa ke rumah sakit pada Rabu (8/5) dan Kamis, dan sebagian lagi masih dirawat di rumah sakit, kata laporan tersebut.

Menurut kebiasaan setempat, "perpeloncoan" biasanya dipandang sebagai pesan tradisional buat anak lelaku untuk memasuki usia dewasa. Namun, "perpeloncoan" kuno tahun ini menjadi kegiatan mematikan buat anak lelaki itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa sore.

"Operasi yang gagal tersebut diduga melenceng", tapi "kaum tradisional menuding kematian itu terjadi di sekolah palsu", kata laporan itu.

Polisi telah melakukan penyelidikan mengenai kematian anak lelaki tersebut.

Laporan itu mengatakan para pemimpin tradisional dan pemerintah loka berencana melakukan kegiatan guna memastikan keadaan dapat memenuhi standard keselamatan dan kesehatan yang ketat.

Penerjemah: Chaidar

Pewarta :
Editor : M. Suparni
Copyright © ANTARA 2024