Mukomuko (ANTARA Sumsel) - Pemkab Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tetap mempertahankan "sambal lokan", sebagai kuliner warisan turun-temurun yang berasal dari daerah itu.
"Sambal lokan itu memang masakan asli daerah ini yang sudah ada sejak dahulu, dan sekarang masih bertahan," kata Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten setempat Darmadi di Mukomuko, Selasa.
Sebagai saksi sejarah di daerah itu, ia berharap masakan dari bahan dasar sambal dimasak menggunakan santan kelapa serta lokan atau kerang besar yang hidup di daerah itu, tetap lestari sebagai kuliner andalan dari daerah.
"Sambal lokan yang terus kami promosikan ke tingkat nasional, karena itu kuliner andalan kami," kata dia.
Selain sambal lokan, kata dia, kuliner yang juga warisan turun-temurun seperti sagu hiu, gulai kaladi, dan gulai kamaang.
Ia mengatakan, sebagai salah satu kuliner andalan dari daerah itu tidak sulit untuk mendapatkan lokan, karena makluk dalam bentuk kerang besar itu banyak terdapat dan hidup di hulu Sungai Selagan.
Ia menjelaskan dengan banyaknya tersedia bahan baku untuk membuat sambal lokan sehingga kuliner itu tetap ada dan masih bertahan hingga sekarang dan dijual di rumah makan di daerah itu.
"Sambal lokan itu memang masakan asli daerah ini yang sudah ada sejak dahulu, dan sekarang masih bertahan," kata Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten setempat Darmadi di Mukomuko, Selasa.
Sebagai saksi sejarah di daerah itu, ia berharap masakan dari bahan dasar sambal dimasak menggunakan santan kelapa serta lokan atau kerang besar yang hidup di daerah itu, tetap lestari sebagai kuliner andalan dari daerah.
"Sambal lokan yang terus kami promosikan ke tingkat nasional, karena itu kuliner andalan kami," kata dia.
Selain sambal lokan, kata dia, kuliner yang juga warisan turun-temurun seperti sagu hiu, gulai kaladi, dan gulai kamaang.
Ia mengatakan, sebagai salah satu kuliner andalan dari daerah itu tidak sulit untuk mendapatkan lokan, karena makluk dalam bentuk kerang besar itu banyak terdapat dan hidup di hulu Sungai Selagan.
Ia menjelaskan dengan banyaknya tersedia bahan baku untuk membuat sambal lokan sehingga kuliner itu tetap ada dan masih bertahan hingga sekarang dan dijual di rumah makan di daerah itu.