Surabaya (ANTARA Sumsel) - Ada pandangan menarik dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo tentang kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka.

"Kita jangan hanya pintar mengecat pagar, tapi isi rumah berantakan. Kita harus bisa lebih dulu menjadi berdaulat agar siap bertarung di luar," ucap pria yang karib disapa Pakde Karwo ini.

Dalam berbagai kesempatan bertemu mahasiswa dan kalangan akademisi, orang nomor satu di Jatim itu menegaskan bahwa tsunami liberalisasi telah memporakporandakan Indonesia.

"Tsunami liberalisasi telah membuat semuanya diukur secara transaksional dan cara-cara itu telah merasuk dan merusak tatanan kehidupan politik, ekonomi, sosial, hukum, dan seterusnya," tuturnya.

Namun, menurut pria kelahiran Madiun ini, hal itu tidak harus disikapi dengan menyalahkan orang lain, seperti dalam kasus Corby yang bermuara pada sikap saling menyalahkan, melainkan orang Indonesia harus mengevaluasi diri sendiri untuk menemukan jatidiri di tengah arus modernisasi saat ini.

"Karena itu, kita jangan begitu saja terpengaruh dengan kebebasan atau liberalisasi, seperti Lady Gaga yang hanya menggunakan ukuran kebebasan. Kita harus menggunakan ukuran kebudayaan untuk menunjukkan jatidiri kita sebagai bangsa," tutur pria berkumis tebal ini.

Dengan berawal dari budaya, bangsa Indonesia bisa menata diri. "Kita memiliki budaya gotong royong, santun, toleran atau menghargai orang lain, dan hormat kepada orang tua," ungkapnya.

Pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo menyarankan budaya atau jatidiri bangsa itu harus ditumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai dari sekolah, rumah, lingkungan, desa, hingga negara.

"Kalau jatidiri itu kita miliki, maka kita akan dapat menghargai diri sendiri, bukan seperti sekarang banyak kalangan pejabat dan politisi yang mementingkan 'komisi', sehingga segalanya harus impor. Rakyatnya juga begitu, mereka lebih suka merek asing, padahal barangnya buatan kita," tukasnya.

Baginya, menata jatidiri sendiri atau "mengecat" isi rumah merupakan kunci untuk mampu menegakkan kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka.
(ANT/E011/C004)


Pewarta :
Editor : Awi
Copyright © ANTARA 2025