Kuliner Indonesia media diplomasi di Eropa

id kuliner, makanan indonesia, politik, lezat, diplomasi

Kuliner Indonesia media diplomasi di Eropa

Ilustrasi- Makanan khas Indonesia. (Antarasumsel.com/Feny Selly)

London (ANTARA Sumsel) - Ketua Akademi Gastronomi Indonesia, Vita Datau Messakh mengatakan, kuliner yang dilancarkan pemerintah  dalam berbagai acara seperti resepsi diplomatik yang dilakukan  KBRI  Brusel, Belgia, dapat menjadi media diplomasi di wilayah Eropa.

"Melihat antusias kalangan diplomat yang menikmati kuliner Indonesia kami, yakin kuliner Indonesia mengglobal dan dapat menjadi media diplomasi yang efektif digunakan perwakilan di dunia," ujar Vita Datau Messakh kepada Antara London, Jumat.

Dikatakannya resepsi diplomatik KBRI Brussels dihadiri lebih 400 undangan menjadi ajang diplomasi yang "ciamik". Kuliner Indonesia menjadi salah satu daya tarik yang ditampilkan di Chatteu Saint Anne Brussels Belgia.

Dubes Indonesia untuk Belgia, Yuri Thamrin mengatakan, sudah saatnya promosi kuliner  Indonesia di Europalia yang dapat membuka jalan industri lainnya. Resepsi diplomatik menjadi pemanasan dari Festival Gastronomi Indonesia yang akan berlangsung Oktober dan November di Brussels dan sekitarnya.    

Vita Datau Messakh mengatakan, promosi kuliner yang dilakukan pakar kuliner kenamaan William Wongso mendapat dukungan direktorat jenderal kebudayaan Kemendikbud RI untuk mendukung acara Europalia 2017. Bagaikan gula  dikelilingi semut  yang menggambarkan kuliner Indonesia saat di promosikan di berbagai acara di belahan dunia seperti terjadi di Brussels Belgia, ujarnya.

Menurut  Vita Datau Messakh yang menjabat kurator gastronomi Kemendikbud dalam promosi kuliner Chef William Wongso  akan berkolaborasi dengan Chef Jean Callens dari Callens Cafe menjajikan kuliner dalam set menu dengan sajian Rendang Blanc Bleu Belge Cow, yaitu sapi asli Belgia yang dagingnya hampir tidak ada lemaknya.

Festival gastronomi bertema "Experience the Flavour of Indonesia" ditujukan untuk membuka kesempatan dan jaringan bagi pelaku industri kuliner dan produk lokal Indonesia.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Hilmar Farid di kesempatan terpisah menyampaikan  program gastronomi yang akan dilaksanakan di bawah payung Rumah Budaya Indonesia harus menjadi ajang untuk memperkuat jaringan dan tidak sebatas kuliner harus dapat menjadi  alat bagi pengembangan Trade Tourism and Investment  bagi Indonesia.