Tanjung api-api beroperasi Juni 2018

id Taa, tanjung api api, kawasan ekonomi

Tanjung api-api beroperasi Juni 2018

Aktivitas di Pelabuhan Penyeberangan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Foto Antarasumsel.com/ Evan Ervani/16)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, ditargetkan beroperasi mulai Juni 2018 sesuai dengan keputusan Dewan Nasional KEK.

Staf Khusus Gubernur Sumatera Selatan I Gede Bagus Surya Negara di Palembang, Jumat, mengatakan Dewan Nasional KEK yang diketuai Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution meminta Pemprov Sumsel memastikan bahwa 66,13 hektare lahan yang sudah dibebaskan di kawasan TAA segera dibangun fasilitas infrastruktur KEK.

"Presiden meminta KEK sudah jalan meski pembebasan lahan satu baru 66,13 hektare dari total 217 hektare sehingga target Juni 2018 sudah ada kegiatan di sana," kata dia.

Untuk itu, sejak September 2017 hingga Juni 2018 akan difokuskan pada kegiatan pematangan lahan yang akan diproyeksikan untuk kantor administrasi KEK dan sejumlah gedung pendukung lainnya.

Rencananya kantor itu akan menjadi tempat pengurusan izin satu pintu Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang dikelola oleh PT Sriwijaya Mandiri Sumsel.

"Terkait rencana aksi ini, Gubernur Sumsel akan bertemu langsung dengan Menko Perekonomian," kata Surya.

Selain pematangan lahan, Sumsel juga bergerak untuk mencari mitra usaha BUMD PT Sriwijaya Mandiri Sumsel. Pihak swasta diharapkan tertarik untuk berbisnis di bidang pematangan lahan, pembangunan infrastruktur dan lainnya.

"Harapannya setelah diresmikan Presiden pada Juni 2018, sudah ada kegiatan reklamasi besar-besaran yakni penimbunan yang mengambil pasirnya dari laut mengggunakan kapal berkapasitas besar. Kurang lebih dibutuhkan waktu 1,5 tahun," ujar dia.

Dua lokasi reklamasi itu yakni di kawasan Tanjung Carat seluas 2.202 hektare dan kawasan Tanjung Api-Api seluas 2.030 hektare yang akan diproyeksikan menjadi pelabuhan dan kawasan industri.

Kedua lokasi ini, yakni Tanjung Carat sebagai penunjang KEK TAA akan dihubungkan oleh kawasan hutan lindung pinjam pakai yang saat ini sedang diurus perizinannya.

Pembangunan KEK TAA itu dipastikan akan terus berjalan karena pemerintah telah mendapatkan jaminan investasi kalangan swasta bidang usaha petrokimia, refenery, dan lainnya.

Sebanyak enam investor telah membuat MoU dengan Pemprov Sumsel di antaranya, PT Indorama, PT Pelindo, PT Pusri, PT Bank Sumsel Babel dan PT Sriwijaya Tanjung Carat.

"Untuk konetivitasnya sendiri pada awal tahun akan dibangun Jalan Tol Palembang-TAA oleh Hutama Karya. Tahun ini sudah diselesaikan feasibility study-nya," kata dia.