Jakarta (ANTARA Sumsel) - Greenpeace menginginkan perusahaan kelapa sawit yang telah merusak lahan gambut di berbagai daerah agar dapat dipaksa untuk memperbaikinya dalam rangka mengurangi dampak deforestasi di Tanah Air.
"Ini memberi peringatan serius bahwa perusahaan kelapa sawit destruktif lainnya harus memperhatikan, deforestasi memiliki konsekuensi-konsekuensi," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Bagus Kusuma, dalam siaran pers, Kamis.
Menurut dia, di bawah tekanan kuat dari para pelanggan produk dan masyarakat sipil, sudah ada perusahaan kelapa sawit asal Malaysia yang telah berjanji untuk memperbaiki lebih dari 1.000 hektare hutan gambut di Kalimantan Barat, Indonesia.
Ia memaparkan bahwa hal tersebut adalah kejadian pertama kalinya bahwa sebuah perusahaan kelapa sawit dipaksa memperbaiki hutan hujan dan lahan gambut, agar tetap bisa menjalankan bisnisnya menjadi pemasok ke pasar global.
"Kebijakan korporasi nol deforestasi akhirnya mulai menggigit. Ini adalah pertama kalinya perusahaan kelapa sawit dipaksa oleh pelanggannya untuk memulihkan kembali hutan yang telah dirusak," ucapnya.
Bagus mengingatkan bahwa penebangan hutan dan lahan gambut diakui secara luas sebagai akar penyebab kebakaran hutan di Indonesia.
Di Indonesia, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia meminta pemerintah melakukan revisi terhadap Peraturan Menteri (Permen) Kementerian Hidup dan kehutanan (LHK) nomor P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasido) Asmar Aryad di Jakarta, Minggu (6/8) mengatakan, Permen tersebut berpotensi mengganggu kemandirian ekonomi nasional akibat berkurangnya luasan perkebunan sawit rakyat yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Menurut Asmar Aryad, penerapan Permen kontroversial itu mempunyai dampak ganda yang berakhirnya pada hancurnya kemandirian ekonomi nasional.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di hadapan para pengusaha Rusia menjamin kualitas minyak kelapa sawit dari Indonesia adalah yang terbaik di dunia.
"Saya menjamin kualitas minyak sawit Indonesia, 'the best in the world'," kata Enggartiasto saat membuka Forum Bisnis Kelapa Sawit Indonesia-Rusia di Moskow, Rusia, Kamis (3/8).
Mendag meyakinkan bahwa keberatan dari Uni Eropa tentang produk kelapa sawit Indonesia yang disebutkan membahayakan kesehatan dan menyebabkan deforestrasi akibat kerusakan lingkungan sebenarnya adalah soal persaingan perdagangan karena produk Indonesia sangat kompetitif.
Berita Terkait
Kemenkumham Sumsel kawal pengajuan paten cangkang sawit sebagai EBT
Jumat, 29 Maret 2024 11:41 Wib
Jago merah hanguskan pengolahan minyak sawit
Jumat, 16 Februari 2024 1:06 Wib
Jaksa tahan tersangka penggelapan pajak sawit senilai Rp2,9 miliar
Jumat, 2 Februari 2024 14:29 Wib
Kementan antisipasi ganoderma pada tanaman sawit
Rabu, 31 Januari 2024 13:41 Wib
OJK dorong pencarian skema baru pembiayaa kelapa sawit di Sumsel
Selasa, 30 Januari 2024 12:36 Wib
Ogan Komering Ulu terima DBH kelapa sawit 2023 Rp10 miliar
Kamis, 25 Januari 2024 20:47 Wib
Hingga 2023, Disbun Sumsel catat PSR sawit capai 69.965 hektare
Rabu, 24 Januari 2024 22:26 Wib
Polisi selidiki kematian petani Aceh Barat Daya di kebun kelapa sawit
Jumat, 12 Januari 2024 9:56 Wib