Presiden: Pengusaha jangan lagi "Wait and see"

id Presiden, Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi, pengusaha, investasi, bursa efek indonesia

Presiden: Pengusaha jangan lagi "Wait and see"

Presiden Joko Widodo. (Antarasumsel.com/REUTERS/Jerome Favre/POOL)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Presiden Joko Widodo mengatakan pengusaha dan investor semestinya tidak perlu lagi "wait and see" atau bersikap menunggu dalam berekspansi dan berinvestasi, karena momentum perbaikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri terus berjalan.

"Wartawan sering tanya ke saya, 'Pak Pengusaha masih 'wait and see'. Loh saya jawab apalagi sih yang di-wait (ditunggu) dan di-see (dilihat). Jangan sampai melewatkan momentum," kata Presiden di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis.

Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, menekankan saat ini momentum pertumbuhan ekonomi terus menggeliat. Namun, Jokowi mengaku heran, karena isu yang terangkat di masyarakat justeru cenderung yang negatif.

"Tapi kita ini senengnya yang kaya 'Saracen'. Momentum ini jangan dilupakan seharusnya," ujarnya.

Jkowi menuturkan indikator momentum terus bertumbuhnya ekonomi terlihat dari meningkatnya kepercayaan lembaga-lembaga ekonomi internasional dan juga negara lain.

"Jangan sampai lupa, kita sudah mendapat peringkat layak investasi (investment grade) dari tiga lembaga," katanya, merujuk pada peringkat utang yang diberikan Fitch Ratings, Moody's Services, dan Standard and Poors.

Kemudian, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia juga meningkat, terlihat dari survei "OECD-Government at Glance". Indikator kemudahan investasi dari "Ease of Doing Business" juga membaik, dan ditargetkan bisa terus membaik ke peringkat 40.

"Ini ada momentum, kok masih ada yang pesimis. Apalagi yang dicari," ujar dia.

Fundmanetal ekonomi domestik, kata Jokowi juga membaik, terlihat dari laju inflasi yang pada tahun ini diperkirakan berada bawah 4 persen atau lebih baik dari perkiraan sebelumnya.

"Karena inflasi rendah ini pada pekan kemarin BI juga sudah sampaikan bahwa bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate itu sudah turun ke 4,5 persen," tuturnya.

Presiden dalam kesempatan tersebut memimpin peresemian pencatatan investasi sekuritisasi aset KIK EBA Mandiri JSMR01 milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Surat berharga tersebut berbasis pendapatan Tol Jakarta Bogor-Ciawi (Jagorawi).