Doa bersama "171717" bangkitkan semangat toleransi

id doa, kemajuan bangsa, damai, toleransi, saling menghargai, Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

Doa bersama "171717" bangkitkan semangat toleransi

Ilustrasi- Doa bersama. (Antarasumsel.com/ Evan Ervani)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Pengamat militer, Susaningtyas Kertopati menilai aksi doa bersama dan muroja'ah "171717" yang digagas oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dapat membangkitkan semangat toleransi antar umat beragama dan berbagai macam suku bangsa.

"Doa bersama '171717' yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia sangat bagus. Ini dapat membangkitkan semangat toleransi bukan hanya dalam agama tapi juga suku dan lainnya," kata Susaningtyas, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, komunikasi yang baik antar matra juga penting, sehingga acara yang digelar oleh TNI yang dihadiri oleh para pemuka agama, baik ulama, pastor dan masyarakat umum lainnya dapat terselenggaranya dengan komprehensif dan holistik.

"Namun, doa bersama itu akan lebih baik lagi jika juga dilaksanakan oleh TNI yang berada di perbatasan dan seluruh pelosok NKRI," kata Nuning, sapaan Susaningtyas Kertopati.

Sementara itu, tokoh pemuda dari Yogyakarta, Fauzan Rachmansyah menyebutkan Doa Bersama "171717" (tanggal 17 Agustus pukul 17.00 tahun 2017) merupakan ide brilian seorang Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

"Acara ini merupakan ide brilian dari seorang Panglima TNI. Melalui acara ini Panglima ingin mengajak seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke bersyukur dan berdoa meminta kebaikan bagi negeri," kata Fauzan yang sempat mengikuti doa bersama di wilayah Kodam IV Diponegoro dan Korem 072 Pamungkas, Yogyakarta pada Kamis (17/17).

Kegiatan doa bersama dalam menyambut HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) bertema "Muroja¿ah untuk Lebih Berkasih Sayang" tersebut mengajak seluruh umat penganut agama dari Sabang sampai Merauke untuk berdoa bersama agar bangsa Indonesia tidak terpecah belah dan bersatu mempertahankan NKRI.

Menurut dia, melalui acara ini Panglima TNI juga berupaya mendorong pemuda untuk mendoakan dan menjadikan pahlawan-pahlawan bangsa seperti Diponegoro, Iskandar Muda, Patimura, Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, dan lainnya menjadi inspirasi dan teladan dalam membangun bangsa.

"Generasi muda harus mempelajari lebih dalam apa yang diperjuangkan dan meneruskan perjuangan mereka para pahlawan," tuturnya.

Selain itu, Fauzan berharap TNI semakin kuat dan dekat dengan rakyat dalam menjalankan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila dan selalu bersinergi dengan elemen bangsa yang lain.

"Kami juga mendoakan seluruh anggota TNI yang mengabdi menegakan keadilan selalu diberikan kekuatan oleh Allah SWT, dibalas semua kebaikannya, dan yang terpenting adalah tetap teguh pada kebenaran," tuturnya.

Dengan menyatunya kekuatan TNI dan rakyat, lanjut Fauzan, tentunya akan mampu menangkal munculnya kerawanan atau proksi-proksi yang akan memecah belah negeri, terutama dengan kekuatan ekonomi yang besar dan tersistem.

"Hal ini harus ditangkal dengan membangun ukhuwah dan selalu mengingat perjuangan para pahlawan yang tidak bisa digoyahkan dengan harga berapapun untuk menegakkan keadilan dan berpegang teguh pada kebenaran," imbuhnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, kegiatan doa bersama dan muroja'ah "171717" akan menjadi landasan yang kokoh sekaligus menggelorakan kembali semangat persatuan kesatuan diantara seluruh warga Indonesia.

"Dengan Indonesia yang lebih kasih sayang, Indonesia yang makin saling mengasihi dan menyayangi dalam keberagaman, kita semua tentu juga berdoa semoga kebersamaan dan ikatan yang sangat baik ini akan menjadi landasan yang kokoh gelorakan persatuan bangsa," kata Panglima TNI.

Persatuan yang dimaksud adalah persatuan dan kesatuan dalam keberagaman yang sangat indah dan kaya; persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika; dan persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.

Memaknai kemerdekaan yang telah nikmati bersama selama 72 tahun sudah sepatutny untuk disyukuri karena Indonesia tidak hanya dikaruniai kemerdekaan, tetapi juga karena dilahirkan sebagai bangsa patriot petarung dan sekaligus bangsa pemenang.

"Atas karunia inilah, sekalipun harus dicapai melalui perjuangan darah dan air mata segenap anak bangsa kita dapat meraih kemerdekaan," katanya.