Tiga helikopter siaga di Palembang antisipasi karhutla

id heli, heli siaga karhutla

Tiga helikopter siaga di Palembang antisipasi karhutla

Helikopter Pemadam Karhutla (Antarasumsel.com/Feny Selly/Ag/17)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Tiga unit helikopter MI-17 untuk pemboman air disiagakan di Palembang untuk mengantisipasi kejadian kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan Iriansyah di Palembang, Rabu, mengatakan, sementara ini BPBD menilai bahwa ketersediaan armada udara ini telah mencukupi untuk menangani kejadian karhutla di Sumsel yang memiliki lima kabupaten rawan karhutla.

"Tiga helikopter ini sudah cukup. Tapi jika ada kejadian luar biasa, BPBD bisa meminta armada tambahan ke BPBD pusat," kata Iriansyah.

Ia mengatakan helikopter M-17 ini sejauh ini cukup efektif untuk membantu karhutla terutama untuk kawasan yang tidak dapat dijangkau melalui darat, seperti saat kejadian di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Kebakaran hutan yang terjadi pada 5-7 Agustus 2017 itu telah menghanguskan sekitar 200 hektare.

"Jika tidak dibantu pemadaman melalui udara, bisa jadi semua hamparan di Ogan Ilir akan habis," kata dia.

Selain tiga unit helikopter, terdapat juga satu unit pesawat cassa untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca yakni menabur garam ke udara.

Menurut Iriansyah kegiatan ini setiap hari dilakukan sejak akhir Juli dengan target menyemai garam sebanyak 1 ton per hari.

Sejak 7 Agustus hingga hari ini selalu terjadi hujan di beberapa kabupaten/kota di Sumsel meski dengan debit yang rendah hingga sedang 0-22 mm/jam.

Terkait dengan status bencana karhutla, menurut Iriansyah belum ada perubahan yakni masih berstatus Siaga.

"Kewaspadaan terus ditingkatkan dari Agustus hingga September karena ini menjadi bulan puncak kemarau," kata dia.

Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya karhutla berkaca pada kejadian hebat pada 2015 yang telah menghanguskan lahan dan hutan sekitar 700 ribu hektare di lima kabupaten.

Pada tahun 2016, Sumsel berhasil menekan kejadian karhutla 97 persen berkat upaya deteksi dini dan kondisi cuaca yang mengalami kemarau basah.