Jerat harimau dibersihkan dari hutan Bengkulu

id harimau, jerat, perangkap harimau, penangkapan harimau, harimau Sumatera, Global Tiger Day

Jerat harimau dibersihkan  dari hutan Bengkulu

Harimau sumatera (ANTARA/Helti)

Bengkulu (Antarasumsel.com) - Para relawan yang dikoordinasikan Forum Harimau Kita membersihkan belasan jerat harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae) dari kawasan hutan di wilayah Provinsi Bengkulu sebagai partisipasi untuk pelestarian satwa langka.

"Kegiatan itu sekaligus memperingati Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day 2017. Ada belasan jerat yang dibersihkan oleh enam tim yang turun ke lapangan dalam waktu bersamaan," kata Anggota Forum Harimau Kita (FHK), Erni Suyanti di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan tim masuk ke dalam hutan sejak Selasa (18/7) dan berada di dalam kawasan selama lima hari untuk membersihkan jerat harimau yang dipasang pemburu liar.

Tim relawan diturunkan ke kawasan hutan produksi Air Teramang, Kabupaten Mukomuko dan hutan produksi terbatas Lebong Kandis di Kabupaten Bengkulu Utara.

Tim dari Perlindungan Harimau Sumatera (PHS) Kerinci Seblat turut mendampingi para relawan untuk membersihkan jerat dari kawasan hutan itu.

"Tiga tim diturunkan ke wilayah Bengkulu Utara dan Mukomuko beranggotakan masing-masing tiga orang," ucapnya.

Sedangkan di wilayah Selatan, tiga tim memasuki kawasan hutan lindung Bukit Sanggul dan hutan produksi terbatas Bukit Badas di Kabupaten Seluma dan hutan lindung Raja Mandare, Kabupaten Kaur.

Anggota tim patroli yang memasuki wilayah hutan produksi terbatas Bukit Badas, Maimunah, menyebutkan tiga jerat aktif harimau Sumatera dibersihkan dari dalam hutan itu.

"Ada tiga jerat harimau berbahan sling baja yang kami bersihkan dan bawa pulang," katanya.

Erni mengatakan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam perlindungan harimau Sumatera menjadi kunci pelestarian satwa terancam punah itu. Kolaborasi ini, menurut dia, diharapkan berkelanjutan sehingga harimau Sumatera tetap lestari di habitatnya.

Harimau sumatera merupakan spesies harimau terakhir yang dimiliki Indonesia setelah kepunahan harimau bali dan harimau jawa.

Kelestarian satwa langka dilindungi ini semakin terancam akibat kehilangan habitat serta perburuan liar, sehingga menempatkannya dalam daftar merah atau critically endangered (terancam punah) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).