Komite warisan dunia sebut ekosistem Leuser terancam

id hutan, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera, Orangutan Information Centre, warisan dunia

Komite warisan dunia sebut ekosistem Leuser terancam

Hutan Harapan Indonesia. (FOTO ANTARA/Reno Esnir)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Sidang Komite Warisan Dunia ke-41 mengeluarkan keputusan dengan suara bulat mempertahankan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (TRHS) dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya mengingat hutan hujan yang penting bagi dunia ini masih terancam.

Pendiri dan Direktur Orangutan Information Centre Panut Hadisiswoyo dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan Komite Warisan Dunia telah memastikan perlunya mengambil tindakan tegas untuk mengatasi ancaman yang saat ini dihadapi hutan hujan warisan dunia di Sumatera.

"Kami sangat menghargai sikap komite untuk mempertahankan situs warisan dunia Hutan Hujan Sumatera pada Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya, karena kehancuran akibat kegiatan ilegal masih berlanjut hingga hari ini," ujar dia.

Panut yang menjadi juru bicara masyarakat sipil pada pertemuan Komite Waisan Dunia mengatakan menyambut baik pernyataan Pemerintah Indonesia untuk menghapuskan rencana pengembangan proyek panas bumi di wilayah Situs Warisan Dunia dan siap bekerja sama untuk melindungi hutan hujan warisan dunia dengan pembangunan alternatif agar Ekosistem Leuser yang luar biasa ini tetap terjaga sambil mengamankan keutuhan Situs Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatera.

Hutan Hujan Tropis Sumatera diajukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Situs Warisan Dunia, dan ditetapkan pada 2004. TRHS berikut hutan hujan dataran rendah dan lahan gambut di sekitar Ekosistem Leuser adalah satu-satunya tempat di Bumi dimana orangutan, badak, harimau dan gajah Sumatra hidup bersama di alam liar dan merupakan sumber air dan mata pencaharian yang penting bagi jutaan orang.

        Pada 2011, kawasan tersebut termasuk dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya dikarenakan aktivitas pembalakan liar, perburuan, perluasan kelapa sawit dan fragmentasi hutan hujan utuh untuk jalan baru.

Sejak saat itu, ancaman lainnya muncul termasuk rencana tata ruang Aceh yang cacat, rencana tiga bendungan pembangkit listrik tenaga air dan Proyek Panas Bumi Kappi yang berpotensi menghancurkan jantung Hutan Tropis Situs Warisan Dunia.

Panut Hadisiswoyo dalam pidatonya di Sidang Komite Warisan Dunia ke-41 mengatakan bahwa sejalan dengan Pemerintah Indonesia, pihaknya berkomitmen untuk menjadikan warisan dunia ini keluar dari daftar bahaya, tapi tidak hingga semua ancaman yang dihadapi dapat ditangani.

"Kami menghargai langkah baik Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia beserta Gubernur Provinsi Aceh Irwandi Yusuf yang telah membuat pernyataan tegas untuk mengabaikan proposal panas bumi di jantung Leuser, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembalikan kerusakan yang telah terjadi, dan menghalangi upaya pembangunan jalan atau bendungan baru yang diusulkan untuk dibangun di kawasan Ekosistem Leuser," ujar dia.

Pihaknya menyatakan siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk menjaga warisan dunia ini. Penegakan hukum yang tepat diperlukan untuk mengatasi tingginya tingkat penebangan ilegal, perburuan, perambahan liar dan pembukaan jalan baru, lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama Panut Hadisiswoyo juga menyampaikan kepada 21 anggota Komite Warisan Dunia, dukungan petisi dari 14.000 warga dunia yang peduli dan ikut ambil bagian dalam gerakan Love The Leuser untuk menetapkan Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatra ke pada Daftar Situs Warisan Dunia dalam Bahaya, hingga ancaman terhadap kawasan ini bisa ditanggulangi dan masa depan kelestariannya bisa terjamin selama-lamanya.