Jakarta (Antarasumsel.com) - Tersangka penyerangan pos penjagaan Polda Sumatera Utara, Syawaluddin Pakpahan, meminjam uang sebesar Rp20 juta ke bank untuk biaya berangkat ke Suriah pada tahun 2013.
"Dia berutang sebesar Rp20 juta ke bank untuk pergi ke Suriah," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Menurut Rikwanto, tersangka meminjam uang ke bank pada tahun 2013. Saat itu Syawaluddin bersama dengan istrinya sebagai penjamin, meminjam uang dari sebuah bank di Medan sebesar Rp20 juta.
Uang tersebut kemudian digunakan Syawaluddin untuk membiayai keberangkatannya ke Suriah dan tinggal di Suriah selama enam bulan.
Sekembalinya ke Tanah Air, Syawaluddin merekrut tetangganya sesama pedagang kecil yakni Ardial Ramadhani (AR), Hendry Pratama (HP) alias Boboy dan Firmansyah Putra Yudi (FPY).
"Ketiganya direkrut untuk menjadi kaki tangan Syawaluddin," katanya.
Mereka diketahui merupakan simpatisan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi pada organisasi teror ISIS.
Dalam sel JAD, Syawaluddin merupakan pemimpin sel.
Rikwanto mengatakan ketiganya diperintahkan oleh Syawaluddin untuk menyurvei beberapa lokasi yang akan dijadikan target teror di antaranya Polda Sumut, Mako Satbrimob Polda Sumut, Polsek Tanjung Morawa, Markas Yon Zipur, Kodam Bukit Barisan dan Komplek Asia Megamas Medan dengan target WNI keturunan Tionghoa.
Lebih lanjut Karopenmas mengatakan AR, HP dan FPY sudah menyurvei pos penjagaan Polda Sumut selama satu pekan dan melihat ada celah keamanan di sana.
Pada Minggu (25/6) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, dua orang tidak dikenal menyerang personel Yanma (Pelayanan Masyarakat) Polda Sumut Aiptu Martua Sigalingging yang bertugas di pos jaga pintu keluar Mapolda Sumut.
Akibat penyerangan tersebut, Aiptu Martua Sigalingging meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah di dada, tangan, dan lehernya.
Namun kedua pelaku yang belakangan diketahui bernama Syawaluddin Pakpahan dan Ardial Ramadhani berhasil dilumpuhkan personel Satuan Brimob yang berjaga di pintu masuk Mapolda Sumut. Ardial kemudian tewas, dan Syawaluddin tertembak di bagian kakinya.
Peristiwa penyerangan terhadap markas polisi pada Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah ini mengingatkan pada peristiwa teror bom bunuh diri yang dilakukan oleh teroris Nur Rohman di Mapolres Surakarta, Jawa Tengah, pada "H-1" Lebaran 1437 Hijriah atau 5 Juli 2016.
Berita Terkait
Di Jatim, calo tiket kapal diamankan polisi
Kamis, 18 April 2024 21:17 Wib
Polisi Sumsel "memblender" 7,75 kilogram sabu serta 183 butir ekstasi
Kamis, 18 April 2024 14:13 Wib
Polisi ekshumasi korban dugaan pembunuhan oleh oknum TNI di Sawahlunto
Rabu, 17 April 2024 12:47 Wib
Polisi tangani kecelakaan beruntun fuso dan minibus di Palembang
Rabu, 17 April 2024 12:35 Wib
Polisi selidiki temuan mayat terkubur dalam rumah
Selasa, 16 April 2024 14:31 Wib
Arus balik di Jalinsum Mukomuko masih sepi
Selasa, 16 April 2024 8:58 Wib
Polisi belikan telepon anak korban penipuan, ini kronologisnya
Senin, 15 April 2024 19:30 Wib
Polisi dalami terbunuhnya ibu dan anak di Palembang
Senin, 15 April 2024 16:48 Wib