KPAI: Jangan mudik bersepeda motor bersama anak

id mudik, naik sepeda motor, satu keluarga naik motor, masyarakat Muslim, orang tua, anak-anak

KPAI: Jangan mudik bersepeda motor bersama anak

Dokumentasi pemudik arus balik pengguna kendaraan roda dua memadati lapangan parkir Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (17/7/2016). Kepadatan kendaraan pada H+10 lebaran tersebut dikarenakan bersamaan dengan hari terakhir liburan seko

Jakarta (Antarasumsel.com) - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto berharap tidak ada pemudik bersepeda motor yang membawa anak-anaknya karena dapat membahayakan keselamatan anak.

"Bila mudik menggunakan sepedea motor, sebaiknya tidak membawa anak. Bila menggunakan angkutan umum, upayakan anak tidak ikut berdesak-desakan," kata Susanto melalui pesan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.

Bila orang tua mengajak anaknya mudik menggunakan mobil pribadi, Susanto meminta orang tua agar mengendarai mobil sewajarnya, tidak kebut-kebutan.

"Pastikan kendaraan dalam kondisi baik seperti mesin, oli mesin, ban cadangan dan lainnya," ujarnya.
   
Untuk mengisi waktu luang di sepanjang perjalanan, orang tua dapat membacakan buku cerita yang menarik dan memiliki nilai edukasi bagi anak.

Membacakan cerita yang menarik dan memiliki nilai edukasi untuk mencegah anak merasa bosan di perjalanan, apalagi saat kondisi lalu lintas sedang macet.

"Bila kondisi anak sakit, jangan paksakan terus melanjutkan perjalanan. Segera berobat di klinik terdekat atau layanan kesehatan lainnya," tuturnya.

Susanto mengatakan masyarakat Indonesia memiliki tradisi mudik menjelang hari raya Idul Fitri. Mudik telah menjadi tradisi turun- temurun dan dilestarikan sekian lama oleh masyarakat Indonesia.

Meskipun tidak hanya berlaku dalam kehidupan masyarakat Muslim atau menjelang hari raya saja, mudik telah menjadi fenomena yang bersejarah bagi masyarakat Indonesia.

Semangat bersilaturahmi dengan orang-orang terdekat menjadi harapan dan dambaan banyak orang Indonesia, termasuk anak-anak.

"Begitu banyak anak Indonesia senang menjelang mudik ke kampung halaman orangtuanya. Itu bukti bahwa mereka tidak melupakan akar kulturalnya," katanya.