Rupiah Kamis pagi menguat ke Rp13.269

id rupiah, mata uang, nilai tukar, bank indonesia, dolar, moneter, bank sentral Amerika, fed, obbligasi AS

Rupiah Kamis pagi menguat ke Rp13.269

uang rupiah pecahan Rp100.000 bergambar Ir. Soekarno dan Dr (HC) Drs. Mohammad Hatta dan dolar AS (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat delapan poin menjadi Rp13.269 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.277 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Sesuai ekspektasi, suku bunga acauan bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) naik sebesar 25 bps. Namun, mayoritas anggota the Fed yang merevisi turun proyeksi inflasi 2017 menekan dolar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
     
Rangga Cipta mengatakan bahwa inflasi yang direvisi turun itu membuat probabilitas kenaikan FFR target selanjutnya langsung anjlok dan berdampak negatif bagi mata uang dolar AS serta yield obligasi AS, terutama tenor panjang.

"Dolar AS masih berpeluang melemah dalam beberapa hari ke depan," katanya.

Ia menambahkan bahwa yield obbligasi AS yang menurun membuat surat utang negara (SUN) di dalam negeri semakin menarik dan berdampak positif pada mata uang domestik.

Setelah sentimen The Fed, ia mengatakan bahwa fokus pelaku pasar uang akan tertuju pada neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2017. Diperkirakan masih mencatatkan surplus meski tipis,
Selain itu, lanjut Rangga, fokus pelaku pasar uang juga tertuju pada hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia yang diperkirakan mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 persen.

Sementara itu,analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) yang mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan reformasi di sektor jasa keuangan sehingga kinerja makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan dapat terjaga dengan baik juga masih menjadi sentimen positif bagi rupiah.

"Dan tentunya, sentimen itu cukup mendorong maupun mempertahankan fluktuasi rupiah tetap di area positif," katanya.