Jurnalis: Yang benar Pancasila bukan "saya pancasila"

id Pancasila, jurnalis, saya pancasila, Hari Lahir Pancasila, Empat Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, nkri

Jurnalis: Yang benar Pancasila bukan "saya pancasila"

Garuda Pancasila (Antarasumsel.com)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Jurnalis senior sekaligus penulis Linda Djalil mengatakan kata yang benar adalah "Saya Pancasilais" bukan "Saya Pancasila" seperti banyak beredar di media sosial dengan viral tagar memperingati hari lahirnya Pancasila.

"Saya bukan Pancasila, tapi saya Pancasilais jadi yang salah jangan ditiru-tiru ya," pesan Linda kepada para penikmat seni di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis.

Benar saja, ketika Antara melakukan peninjauan di laman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan (daring) arti Pancasilais adalah penganut ideologi Pancasila yang baik dan setia.

Sedangkan jika arti Pancasila sendiri di KBBI daring adalah dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

        Linda Djalil membacakan puisi di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki dalam rangka berpartisipasi dalam acara "Tadarus Puisi Ramadhan di Hari Pancasila" yang diselenggarakan oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Fadli Zon menggelar acara memperingati lahirnya Pancasila dengan tema "Tadarus Puisi Ramadan di Hari Pancasila".

"Pancasila dibuat melalui proses yang panjang, dirumuskan dengan seksama, dan untuk itulah kita harus punya pedoman," kata Fadli Zon saat membuka acara "Tadarus Puisi Ramadan di Hari Pancasila" di Taman Ismail Marzuki.

Dalam acara tersebut ia juga merayakan hari ulang tahunnya yang ke-46 di saat yang sama, ia memilih untuk merayakan bersama dengan memperingati kelahiran Pancasila.

Fadli Zon mengingatkan kembali bagaimana Pancasila dirumuskan, dan juga menjelaskan bagaimana pentingnya Pancasila sebagai pedoman bangsa.

"Mengutip Bung Hatta, jika ingin menuju ke pulau kemerdekaan dan kejayaan, suatu bangsa harus punya pedoman, dan kita punya Pancasila," katanya.

Dalam acara tersebut beberapa seniman Dann tokoh politik datangan untuk membacakan puisi. Di antaranya adalah Taufik Ismail, Desy Ratnasari, Jaya Suprana, Fahri Hamzah, Neno Warisman, Rachel Maryam, Abrory Jabar, Iman Soleh dan Linda Djalil.

Bersamaan dengan bulan Ramadan, Fadli Zon juga mengadakan syukuran dengan menyediakan buka bersama bagi siapa saja yang datang dalam acara tersebut. Beberapa monolog dan puisi essay dibacakan sembari menunggu adzan Maghrib atau waktu berbuka puasa.

Taufik Ismail sempat membawakan puisi panjang yang berjudul "Kembalikan Indonesiaku".