Danau kerinci masuk prioritas nasional

id danau kerinci, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, perbaikan danau, Zumi Zola, normalisasi danau

Danau kerinci masuk prioritas nasional

Nelayan beraktivitas di objek wisata Danau Kerinci dengan latar Gunung Raja di Kerinci, Jambi, . Danau vulkanik seluas 4.200 hektare yang merupakan danau terbesar di daerah itu berada di ketinggian 783 mdpl dan merupakan salah satu objek wisata andal

Jambi (Antarasumsel.com) - Danau Kerinci Provinsi Jambi, masuk salah satu dari 15 danau yang menjadi prioritas nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk dilakukan pembenahan dan pengelolaan karena danau tersebut mengalami kerusakan kritis.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jambi Zumi Zola mengaku bahwa ini merupakan upaya dirinya bersama DPR RI untuk mendorong Kementerian terkait agar segera melakukan perbaikan/normalisasi terhadap Danau Kerinci.

"Alhamdulillah ini merupakan perjuangan kita bersama DPR RI, karena sebelumnya kita terus mendorong agar Danau Kerinci segera dinormalisasi," katanya di Jambi, Minggu.

Dijelaskannya, beban pembiayaan yang cukup besar membuat Pemerintah Provinsi Jambi tidak bisa melakukan normalisasi sendiri terhadap salah danau yang menjadi kebanggaan Provinsi Jambi itu.

"Jangankan Pemkab setempat, kita saja tidak mampu, karena anggaran untuk melakukan normalisasi cukup besar, kita tidak mampu itu," katanya.

Menurut dia, salah satu upaya mendorong agar Danau Kerinci ini dilakukan normalisasi karena wilayah tersebut masuk dalam branding pariwisata Jambi.

"Ini kalau tidak dinormalisasi akan terjadi banjir, masyarakat akan semakin rugi. Makanya selalu saya sampaikan ketika ada pertemuan bersama Kementrian terkait," ujarnya.

Tak hanya Danau Kerinci, Danau Sipin di Kota Jambi kata Zola juga didorong perbaikannya agar nantinya tidak ada lagi kerusakan akibat pendangkalan.

Saat ini kondisi ekosistem Danau Kerinci memang sudah mengkhawatirkan, perubahan itu dirasakan oleh nelayan setempat dari berbagai hal. Bahkan tahun lalu terjadi kasus puluhan ton ikan liar dan budidaya mati mendadak karena pencemaran air danau.