Wapres minta Masjid samoaikan kedamaian-kebersamaan cegah terorisme

id Jusuf Kalla, masjid, terorisme, sampikan perdamaian, ceramah perdamaian, kebersamaan, Husain Abdullah,

Wapres minta Masjid samoaikan kedamaian-kebersamaan cegah terorisme

Wakil Presiden Jusuf Kalla . (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masjid-masjid di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam pencegahan aksi terorisme dan memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan menyampaikan ceramah yang menekankan arti kedamaian dan kebersamaan.

"Saya minta di bulan Ramadan ini, tausiah di masjid-masjid harus menekankan arti kedamaian, kebersamaan, dan juga kewaspadaan kepada seluruh masyarakat," kata Wapres dalam rekaman video yang dikirimkan Juru Bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, di Jakarta, Kamis.

Pernyataan tersebut disampaikan Wapres untuk menanggapi pertanyaan tentang upaya pemerintah untuk meningkatkan rasa aman kepada masyarakat pascaledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam.

Dalam rekaman tersebut, Wapres juga menilai peledakan bom yang menewaskan tiga personel kepolisian dan dua orang yang diduga pelaku tersebut didasari keyakinan pada ajaran-ajaran sesat.

"Itulah pasti terjadi karena ajaran-ajaran yang sesat, yang menganggap bahwa dengan membunuh petugas negara itu mereka merasa beramal," kata dia.

"Padahal pastilah, yakinlah mereka akan mendapat balasan yang lebih tinggi, yaitu neraka apabila melaksanakan hal seperti itu," lanjut JK.

Terkait peningkatan keamanan dan pencegahan aksi terorisme, selain meminta Polri dan TNI untuk lebih aktif lagi, Wapres juga mengharapkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan lingkungan sekitar.

"Kepolisian, tentara harus lebih aktif lagi, tapi ini tidak akan efektif tanpa diikuti partisipasi masyarakat, artinya bila melihat ada kelainan di tetanngganya, sekitarnya, ada sosok yang mencurigakan untuk segera melaporkan," kata dia.

Ledakan bom di Kampung Melayu selain menewaskan lima orang juga melukai sepuluh orang yang terdiri atas lima personel kepolisian dan lima warga sipil yang saat ini masih menjalani perawatan di Jakarta, antara lain di Rumah Sakit Premier Jatinegara dan Rumah Sakit Budi Asih.