Mensos: Sunan Bonang teladan harmoni antarumat beragama

id Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial, generasi muda, Sunan Bonang, antar umat beragama, toleransi

Mensos: Sunan Bonang teladan harmoni antarumat beragama

Khofifah Indar Parawansa (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/17)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan  Sunan Bonang adalah sosok yang patut diteladani atas upaya beliau  membangun harmoni antar umat beragama.

"Sunan Bonang merangkul orang-orang selain muslim tinggal di tempat yang sama dan hidup dalam toleransi, rukun, serta damai. Ini yang harus kita teladani dan terapkan dalam kehidupan sekarang," kata Mensos dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Hal itu disampaikan Mensos disela-sela kunjungan kerja di Jawa Timur, ia menyempatkan berziarah ke makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban.

Khofifah mengatakan bukti toleransi dan keberagaman keberadaan tersebut tampak dalam Prasasti Kalpataru yang merupakan rangkuman dari buah pemikiran Sang Wali.

Pada prasasti setinggi 180 cm tersebut terukir empat tempat ibadah untuk agama berbeda-beda yakni masjid mewakili agama Islam, candi mewakili agama Hindu, Klenteng mewakili Tridharma (Budha, Tao dan Konghucu) serta wihara mewakili agama Budha. Serta terdapat arca megalitik atau kebudayaan mewakili pemujaan leluhur.

"Melalui prasasti tersebut kita bisa memaknai sebagai adanya ajaran dan kepercayaan yang berbeda-beda tidak membuat mereka terpecah-belah. Melalui sikap toleransi dalam masyarakat berbeda-beda agama itulah kenapa Islam dapat menyebar secara luas," tambahnya.

Di sekitar alun-alun Tuban juga terlihat adanya sejumlah tempat ibadah yang hingga saat ini masih berdiri tegak dan digunakan untuk beribadah. Bangunan masjid, klenteng, pura dan gereja yang membentuk seperti kompleks tersebut telah dibangun sejak jaman Sunan Bonang.

"Ajaran beliau masih sangat relevan mengenai toleransi dan keberagaman. Kita memang berbeda-beda, tapi tetap satu Indonesia," tambah Mensos.

Sunan Bonang merupakan putra Sunan Ampel buah perkawinannya dengan Nyai Ageng Manila, seorang putri dari Arya Teja, salah seorang Tumenggung dari kerajaan Majapahit yang berkuasa di Tuban.

Sunan Bonang lahir pada 1465 M dan wafat pada 1525 M. Sunan Bonang dan Sunan Ampel merupakan dua dari Wali Songo.