Peserta KK didorong gunakan kontrasepsi jangka panjang

id Waspi, BKKBN, suntik, pil kb, usia subur

Peserta KK didorong gunakan kontrasepsi jangka panjang

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) (Antarasumsel.com/logo/Ist)

Palembang (Antarasumsel.com) - Peserta program Keluarga Berencana didorong menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang, yakni implant dan spiral untuk mencegah potensi terjadinya kelalaian.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Selatan Waspi di Palembang, Minggu, mengatakan, minat pasangan usia subur sudah tergolong tinggi di Sumsel yakni pada 2016 tembus 104 persen dari target tahunan, akan tetapi alat kontrasepsi yang dipilih masih jenis suntik dan pil.

"Pada tahun lalu tercatat peserta KB aktif di Sumsel mencapai 77 persen dari total penduduk, artinya hal ini sudah cukup baik. Tinggal lagi metode kontrasepsi harus diarahkan ke metode jangka panjang sehingga tidak ada masalah drop out," ujar dia.

Ia melanjutkan bahwa upaya ini harus dilakukan terus menerus mengingat berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia diketahui bahwa TFR (jumlah kelahiran bayi dari wanita usia subur) di angka 2,8 (melewati dua orang tapi tidak mencapai angka tiga orang).

Capaian ini tidak menggembirakan mengingat angka 2,8 itu sudah dicapai pada satu dekade sebelumnya. Artinya, terjadi stagnasi pada program Kependudukan dan KB.

Oleh karena itu, tidak heran kiranya Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan angka TFR pada 2017 telah menembus angka 2,3 secara nasional, sedangkan Sumsel ditargetkan 2,4.

"Sumsel siap berjuang mencapai target tersebut, hanya saja persoalan kurangnya petugas lapangan KB hingga kini masih mengganjal," ujar Waspi.

Sumsel sementara ini hanya memiliki 498 orang petugas KB untuk 3.000 an desa atau secara perbandingan yakni satu petugas untuk lima desa sekaligus.

"Kami sangat mengharapkan kepedulian dari pemkot dan pemkab untuk mengangkat tenaga kerja sukarela untuk mengatasi persoalan ini," ujar dia.

Sumatera Selatan sempat menyandang peringkat sebagai "ratu suntik" karena tingginya penggunaan alat kontrasepsi jenis tersebut.

Namun, seiring dengan gencarnya sosialisasi mengenai metode kontrasepsi jangka panjang (mkjp), saat ini jumlah aseptor yang menggunakan implant dan Intra Uterine Device atau spiral bergerak naik sejak 2014.