Anggota DPR temukan ikan asin gunakan baygon

id ikan asin, berformalin, mengandung formalin, baygon, obat nyamuk, disemprot, menghilangkan ulat, Hang Ali, bpom, Komisi IX DPR RI

Anggota DPR temukan ikan asin gunakan baygon

Ilustrasi Hasil uji formalin dalam ikan yang segar dan ikan menggunakan formalin sebagai pengawet pada sosialisasi ikan berformalin.(Antarasumsel.com/Feny Selly/Ag/17)

Palangka Raya (Antarasumsel.com) - Anggota DPR RI dari daerah Pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah Hang Ali mengaku pernah menemukan proses pembuatan ikan asin menggunakan baygon dengan cara disemprot agar tidak ada ulat yang biasanya menempel di ikan saat dijemur.

Hal ini disampaikan Hang Ali usai menjadi narasumber di kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan yang diselenggarakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Komisi IX DPR RI di Palangka Raya, Senin.

"Jangan menganggap sudah aman pembuatan bakso atau pentol, jajanan anak-anak di sekolah, makanan-makanan yang dijual seperti tahu, ikan, kerupuk-kerupuk berwarna menarik, dan lainnya. Ini perlu diperhatikan bersama," tambahnya.

Anggota Komisi IX DPR RI ini menyebut masih banyaknya beredar jenis pangan maupun obat-obatan berbahaya dikarenakan kurang aktifnya masyarakat. Sekalipun ada menemukan, masyarakat tetap tidak mau melaporkan karena berbagai alasan, termasuk ketakutan.

Meningkatkan keterlibatan masyarakat, politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan telah menyebar staff untuk menyerap laporan masyarakat. Di mana identitas pelapor akan benar-benar dirahasiakan dan laporannya ditindaklanjuti dengan pihak berwenang.

"Bagaimanapun juga, tanpa peran aktif masyarakat, yang namanya penyalahgunaan obat dan narkoba serta pangan berbahan berbahaya tidak akan bisa hentikan. Kita ingin masyarakat aktif, setidaknya memberikan informasi melalui jalurnya," kata Hang Ali.

Anggota DPR RI ini berharap masyarakat paling tidak menjaga lingkungannya. Sebab, sekarang ini penggunaan obat terlarang maupun narkoba sudah dilakukan secara terang-terangan.

"Apabila melihat ada gejala yang aneh-aneh, terutama dalam penggunaan obat terlarang maupun narkoba, harapannya bisa menyampaikan informasi kepada aparat setempat. Apakah RT, kelurahan ataupun lainnya. Kalau tidak berani, sampaikan ke staff saya," kata Hang Ali.

Pemberdayaan masyarakat bertema Bahaya Narkoba dan Gerakan Nasional Peduli obat dan Pangan Aman yang diselenggarakan BPOM Palangka Raya bersama Komisi IX DPR RI ini diikuti sekitar 1.000 orang dari berbagai daerah pinggiran kota Palangka Raya.