Warga Mesuji keluhkan pemadaman listrik makin parah

id listrik, pemadaman listrik, listrik, pln, Mesuji, mati lampu, PT PLN

Warga Mesuji keluhkan pemadaman listrik makin parah

Ilustrasi . (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi)

Mesuji, Lampung (Antarasumsel.com) - Warga Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung mengeluhkan pemadaman aliran listrik yang semakin parah di wilayah itu.

Menurut sejumlah warga Mesuji, Kamis, dalam beberapa pekan terakhir pemadaman listrik bisa mencapai lebih dari 12 jam sehari.

Akibat pemadaman aliran listrik itu telah merugikan konsumen maupun kalangan pengusaha yang setiap hari bergantung dengan listrik PLN.

Warga menyebutkan pada Rabu (3/5) saat maghrib pemadaman listrik masih terjadi selama dua belas jam.

Kondisi itu sudah terjadi di beberapa tempat sampai berjam-jam di beberapa wilayah Kabupaten Mesuji.

Saat pemadaman listrik terjadi, arus lalu-lintas juga menjadi semrawut dan macet, sedangkan aktivitas rumah tangga dan usaha praktis terhenti akibat tidak adanya pemberitahuan resmi pemadaman listrik dari PT PLN.

Johan, warga Simpang Pematang mengeluhkan tindakan PT PLN setempat yang memadamkan aliran listrik tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.

Pasalnya, lanjut dia, pemadaman listrik jelas berdampak langsung pada kegiatan usaha, seperti fotokopi dan peralatan elektronik menjadi rusak sehingga mengalami kerugian.

"Pemadaman listrik seperti ini yang dirugikan adalah usaha penjualan barang elektronik dan fotokopi. Kami sangat bergantung dengan listrik," kata Johan.

Ia berharap PT PLN memperbaiki kinerjanya.

Suyanti, warga Way Serdang, salah seorang pemilik toko elektronik dan fotokopi, mengaku kecewa dengan pemadaman listrik yang tidak menentu jadwalnya belakangan ini.

Usaha ibu dua anak ini terganggu dan merugi, tidak bisa melanjutkan aktivitas usahanya karena tidak bisa mengoperasikan peralatan listrik yang ada.

"Jelas rugi kalau mati lampu. Alat-alat elektronik tidak bisa digunakan, dan waktu banyak terbuang, akhirnya omzet penjualan menurun setiap harinya," ujarnya pula.

Menurut dia, pemadaman listrik saat ini sudah makin parah, karena tidak mengenal waktu lagi.

Soni (25), salah satu pemilik usaha percetakan di Kecamatan Tanjung Raya menuturkan, akibat padam listrik berkesinambungan ini membuat usahanya merugi. Sementara jika menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar untuk mesin genset, pemilik usaha menengah ini harus merogoh kocek lebih dalam untuk melayani para konsumen.

"Ya, mati lampu di Mesuji selama sepekan ini sudah berlangsung hampir setiap hari. Kami belum mengetahui secara pasti apa penyebab sering mati listrik di Mesuji, mengingat tidak ada pemberitahuan dari pihak PLN," kata Soni pula.

Selain pemadaman listrik, warga Mesuji juga mengeluhkan minim daya listrik di kabupaten ini, terlebih pada saat maghrib hingga menjelang subuh. Lampu neon yang terpasang di rumah kerap hidup kemudian mati secara terus menerus, meskipun menggunakan stavolt atau regulator.

Tegangan atau arus listrik yang rendah sampai di rumah-rumah warga membuat regulator/stavolt tak berfungsi secara maksimal, ujar Keken, warga Kecamatan Panca Jaya.

Eka mengeluhkan, akibat arus tak stabil seperti ini membuat dirinya sering kali ke toko elektronik untuk membeli lampu.  "Saya yakin penyebab lampu tersebut rusak tak lain akibat tak mampu menampung arus yang tidak stabil," ujarnya lagi.

Warga berharap, pihak PLN Cabang Tulang Bawang dan Mesuji dapat mencari solusi minim daya listrik dan masih sering terjadi mati lampu, sehingga dikeluhkan oleh warga di daerah ini.