Dwisabda menyulap barang desa jadi produk pasar

id produk, produk desa

Palembang (Antarasumsel.com) - Lembaga Dwisabda berhasil menyulap sejumlah barang buatan masyarakat desa menjadi produk pasar yang modern dan bernilai jual tinggi.

"Ada banyak produk memang hasil tani warga yang diolah oleh kelompok usaha masing-masing desa," kata juru bicara Dwisabda, Ona Ramadan di sela gelaran Pasar Seni di Palembang, Rabu.

Menurut dia, pada dasarnya setiap desa di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki potensi pertanian maupun perikanan yang sangat tinggi.

Hal ini terlihat dari melimpahnya panen dan hasil tangkapan perikanan warga.

"Kami melihat potensi ini dan berusaha mengembangkannya menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi," katanya.

Sementara, Lembaga pemasaran Mitra PT Conoco Phillips ini mengarahkan usaha desa dalam bentuk kelompok masak desa dan membeli hasil jadi olahan warga desa.

"Dari hasil jadi yang dibeli dari warga kami berupaya merancang strategi pemasarannya untuk tiap produk," ujarnya.

Menurut dia, saat ini Dwisabda sudah menangani tiga desa di Musi Banyuasin diantaranya Desa Babat Supat, Desa Mangsang, dan Desa Simpang Tungkal.

"Kami menargetkan 13 desa untuk dijadikan mitra dan kami kembangkan potensi produknya, kata Ona Ramadan.

Sementara untuk produk saat ini tengah digarap sebanyak 50 produk yang akan dikemas cukup apik dan masuk pasar di berbagai daerah terutama Kota Palembang.

Target ke depan untuk produk Dwisabda mampu menghasilkan ratusan macam produk.

"Dengan melihat potensi desa yang ada kami yakin bisa mewujudkan target ini," kata dia.

Untuk produk unggulan pisang bekaran dari Desa Babat Supat merupakan produk yang sangat diminati konsumen.

Dari tampilan Dwisabda mengemas dengan bantuan desain produk yang apik dan kemasan layaknya produk pabrik besar banyak dijumpai di pasaran.

"Kita buat pisang berkaran yang terkenal kelat dan sangat cocok dibuat keripik jadi cemilan terlihat modern dan bernilai tinggi," ujarnya.

Pisang bekaran sendiri dibandrol pada harga Rp15.000 per bungkusnya. Sementara produk lainnya seperti sambal salai ikan gabus dan patin, serta rengginang khas Desa Mangsang yang terbuat dari singkong.

"Semua produk buatan mitra, kami pastikan sebagai produk yang sehat tanpa pengawet dan penyedap," katanya.

Ia mengaku, dalam waktu dekat mengusahakan sertifikasi halal untuk tiap produknya.

Masing-masing produk sendiri saat ini sudah didaftarkan di Departemen Kesehatan RI sebagai produk industri berskala rumah tangga.

Pemasaran produk desa ini sekarang sudah disebar Dwisabda ke puluhan mini market dan supermarket di berbagai daerah di Sumsel.

"Beberapa kendala pemasaran seperti masih terbatasnya jumlah produksi dan pemantapan kemasan produk tengah kami upayakan," jelas dia.