Menristek minta perbaikan peralatan PLTH Bantul

id Mohammad Nasir, Menristek, Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Menristek minta perbaikan peralatan PLTH Bantul

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Mohammad Nasir .(ANTARA FOTO/Novrian Arbi/Ang)

Bantul (Antarasumsel.com) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir meminta ada perbaikan peralatan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid yang dikembangkan di wilayah Pantai Pandansimo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Setelah saya melihat banyak peralatan yang sudah aus, tidak berfungsi seperti sediakala. Ini yang harus dicoba bagaimana kita perbaiki," kata Menristekdikti usai meninjau lokasi PLTH Pantai Pandansimo Bantul, Sabtu.

PLTH di Bantul berupa kincir-kincir angin serta ruang penyimpanan energi listrik yang dihasilkan pembangkit itu. Sebelum meninjau PLTH, Menteri terlebih dulu meninjau workshop atau bengkel panel surya PLTH.

Menteri mengatakan, beberapa peralatan yang ditinjau namun tidak berfungsi dengan baik di antaranya fungsi pemindahan dari solar sel menuju ke baterai yang disebut dengan inverter, padahal peralatan ini sangat penting.

"Kalau untuk masalah kontrolnya, saya lihat sudah berfungsi baik, namun yang menjadi masalah besar adalah penyimpanan pada baterai," kata Menteri.

Menurut dia, masalah yang terjadi pada penerapan teknologi itu terutama pada baterai bisa terjadi, sebab diakui teknologi baterai di Indonesia memang masih ketinggalan, sehingga perlu ada pengembangan teknologi baterai.

"Kami sudah kembangkan dalam teknologi baterai dengan melibatkan beberapa perguruan tinggi seperti ITB, UNS dan UI Jakarta. Untuk itu ke depan kita akan perbaiki baterainya dengan teknologi terbaru," kata Menteri.

Dengan demikian, kata Menteri, nantinya baterai bisa dimanfaatkan masyarakat yang ada di wilayah Pantai Pandansimo untuk menghasilkan es kristal dalam mendukung kebutuhan watung kuliner yang ada di kawasan wisata itu.

"Karena setiap 15 menit yang bisa menghasilkan es ini kan cepat sekali, namun masalah adalah pada penyimpanan. Kami harap dari Direktorat Pusat Pemula Berbasis Teknologi bisa mengecek ulang dan melakukan perbaikan," katanya.

Kalau kebutuhan anggaran saya belum tahu, namun mudah-mudahan di tahun 2017 ini kalau ada anggaran yang memungkinkan akan kita geser terhadap kebutuhan riset  ini, katanya.