Bantul (Antarasumsel.com) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta Pemerintah Kabupaten Bantul,Jateng benar-benar memaksimalkan
keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pandansimo untuk kepentingan
masyarakat.
"Yang penting pemanfaatan supaya lebih baik. Tolong kordinasi dengan Pemkab, supaya
ini benar-benar bisa dimanfaatkan masyarakat dan untuk pelatihan mahasiswa,
kalau dibiarkan begitu saja lama-kelamaan bisa rusak," kata Nasir saat berkunjung
ke PLTH Pandansimo di Bantul, Sabtu.
Nasir mengatakan jika pemanfaatan PLTH ini tidak maksimal
maka investasi yang telah dikeluarkan sebelumnya akan percuma. Padahal
pembangunan dilakukan di sana agar kehidupan nelayan dan sektor pariwisata
semakin maju, selain juga untuk pusat pelatihan pengembangan PLTH bagi mahasiswa.
Setelah melihat kondisi lokasi bengkel kerja sekaligus PLTH
Pandasimo, menurut dia, perlu ada investasi baru untuk memodernisasi pembangkit
listrik ataupun fasilitas di bengkel kerja. Sedangkan untuk alat pengontrol
baterai, bisa dikembangkan bersama oleh Institut Teknologi Bangdung (ITB) dan
Universitas Sebelas Maret (UNS).
"Tapi ya kalau fasilitas ditingkatkan Pemkab benar-benar
harus bisa merawat, kan Pemkab yang meminta pengelolaan diserahkan ke mereka,
jadi harus bisa memaksimalkan PLTH ini," ujar Nasir.
Listrik
Pengelola wisata Pantai Baru sekaligus warga Dusun Ngentak,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Jumali (64) mengatakan ada 70 dari 124
warung di lokasi wisata Pantai Baru Pandansimo memanfaatkan listrik yang
dihasilkan PLTH Pandansimo.
Keberadaan pembangkit ini, menurut dia, benar-benar membantu
warga menjalankan usahanya. Memang ada kalanya ada hambatan di pagi hari
sehingga warga masih harus menggunakan genset, namun tidak berlangsung lama
maksimal hanya dua jam.
"Biasanya jam delapan pagi sudah nyala lagi karena
dapat pasokan dari panel suryanya. Bahkan terkadang dalam satu hari penyimpanan
energi dari matahari dan angin masih bisa dipakai untuk hari berikutnya,"
ujar Jumali.
Warga, menurut dia, biasanya iuran Rp25.000 hingga
Rp30.000 per bulan yang biasanya
digunakan untuk perawatan seperti perbaikan jaringan dan lampu. Masing-masing
warung biasanya menggunakan hingga 350 Ah.
"Sayangnya sudah setahun ini mesin pembuat es rusak,
padahal dalam 15 menit saja alat ini sudah bisa menghasilkan, dan esnya lebih bagus
dibandingkan beli diluar PLTH," ujar Jumali.
PLTH dikembangkan bertahap oleh Kementerian Riset dan
Teknologi dengan dukungan Lapan, UGM, LIPI, Kementerian Pertanian, Kementerian
Lingkungan Hidup an Kehutanan , PT Indmira dan E-wind Energy sejak 2010.
Untuk 12 unit kincir angin di sisi timur merupakan buatan
Lapan, di bagian barat ada 21 unit bantuan dari Kemristek dengan daya 1-10 KW.
Sedangkan 238 unit panel surya dengan daya 100-200
watt dibangun di sisi timur dan barat serta grup Kementerian Kelautan
Perikanan, sehingga total tenaga listrik hibrid dari kincir angin dan panel
surya mencapai 90 KW.
Berita Terkait
Supardi Nasir terpaksa absen di laga perdana Persib
Kamis, 2 September 2021 20:30 Wib
Mantan Sekda Dumai dan Kadis PU Bengkalis dijebloskan ke penjara
Jumat, 19 Juni 2020 23:14 Wib
Bachtiar Nasir: FPI berkomitmen pada NKRI dan Pancasila
Senin, 2 Desember 2019 16:32 Wib
Nasir, mantan Menristek ditunjuk jadi stafsus Wapres
Senin, 25 November 2019 16:58 Wib
Kapten Persib sarankan Febri Hariyadi berkarier di luar negeri
Selasa, 22 Oktober 2019 23:43 Wib
Menristekdikti berharap mahasiswa tidak demo jelang pelantikan presiden
Senin, 14 Oktober 2019 15:28 Wib
Menristekdikti kecewa mahasiswa tolak pertemuan dengan Presiden
Rabu, 2 Oktober 2019 12:00 Wib
Menteri: Temukan pelaku penembakan korban demo mahasiswa Kendari
Minggu, 29 September 2019 14:45 Wib