Danau Limboto masuk 15 danau kritis nasional

id Danau Limboto, Winarni Monoarfa, danau kritis, rusak, penyelamatan

Danau Limboto masuk 15 danau kritis nasional

Danau Limboto (ANTARA)

Gorontalo (Antarasumsel.com) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa mengatakan Danau Limboto saat ini masuk dalam 15 kawasan danau kritis nasional, sehingga dukungan untuk penyelamatan baik dari pemerintah pusat hingga masyarakat sangat dibutuhkan.

Pemerintah daerah, baik Pemprov Gorontalo, Pemkab Gorontalo dan Pemkot Gorontalo terus melakukan berbagai upaya untuk penyelamatan Danau Limboto, karena degradasi terjadi setiap tahun.

"Kami merasa perlu melibatkan pemerintah pusat dalam upaya penyelamatan Danau Limboto, karena jika berharap anggaran melalui program pemerintah daerah, tidaklah cukup," kata Sekda saat membuka lomba pembersihan enceng gondok di kawasan Danau Limboto, Sabtu.

Ia menegaskan kerugian sangat besar bagi masyarakat Gorontalo jika Danau Limboto punah karena fungsi ekologisnya yang tidak bisa digantikan oleh apapun.

Setelah beberapa kali mengikuti rapat dengan Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah telah mengusulkan agar Danau Limboto masuk kawasan strategis nasional.

"Artinya kalau sudah masuk kawasan strategis nasional, maka program dari beberapa kementerian/lembaga akan terintegrasi, sehingga kami optimistis Danau Limboto bisa terselamatkan," ujarnya.

Selain peran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan semua pihak, termasuk pemerintah terus memberikan perhatian keberlanjutan penyelamatan Danau Limboto.

Lomba pembersihan enceng gondok di Danau Limboto diselenggarakan Balai Sungai Wilayah II, dengan melibatkan masyarakat.

"Memang untuk pembersihan enceng gondok ini, ketersedian alat dari pemerintah sangat terbatas, sementara enceng gondok tumbuhnya sangat cepat, Jadi, kami berharap kegiatan ini dapat rutin dilakukan dengan dukungan semua pihak," jelasnya.

Winarni menekankan,"Jika Danau Limboto bersih dan terjaga maka dampak ekonominya sangat besar, dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya di kawasan danau itu, utamanya jika dimanfaatkan menjadi kawasan pariwisata.

"Kami berharap keterlibatan juga dari pihak perguruan tinggi, untuk memberikan sosialisasi ke masyarakat atas pemanfaatan enceng gondok," ujarnya.