Ogan Komering Ilir antisipasi dini Karhutla

id Iskandar, oki, kebakaran hutan, kebakaran lahan, karhutla

Ogan Komering Ilir antisipasi dini Karhutla

Ilustrasi Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/16/den)

Kayuagung, Sumsel (Antarasumsel.com) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir mengedepankan tindakan antisipasi dini dalam penanganan kasus kebakaran hutan dan lahan 2017.

Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Iskandar di Kayuagung, Minggu, mengatakan, pemkab telah menetapkan status tanggap darurat pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak Februari 2017.

"Tindak lanjutnya, bersama Kodiklat TNI dan Kodam II/Sriwijaya telah disiagakan sebanyak 1.214 personel. Antisipasi dini dan siaga dini ini yang diutamakan," kata dia.

Ia mengatakan, meski hujan masih turun dan lahan gambut masih tergenangi air, tapi kewaspadaan tidak boleh diturunkan karena sebentar lagi akan memasuki musim kemarau.

Tahun ini, menjadi pertaruan Sumsel karena pada 2018 bakal menjadi tuan rumah Asian Games XVIII.

"Tahun 2016 sudah berhasil menekan kasus kebakaran hutan dan lahan hingga 99,87 persen, dan titik hot spot berkurang jadi 96.70 persen. Pada tahun ini, setidaknya meraih angka yang sama," kata dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten OKI Azhar mengatakan saat ini Satuan Tugas Pencegahan Karhutla diperkuat 340 orang anggota TNI, 120 orang Anggota Polri, 30 orang dari BPBD, 27petugas kesehatan, 30 orang petugas Pemadam Kebakaran, manggala agni, serta sebanyak 476 petugas pemadam kebakaran dari 24 perusahaan perkebunan dan HTI di Kabupaten OKI.

Personel gabungan ini telah mendapat pelatihan Kesiapsiagaan Operasional dari Kodam II/Sriwijaya dan Kodiklat TNI.

Komandan Pusat Latihan Kodiklat TNI Marsekal Pertama TNI Timbang Sembiring mengatakan latihan ini dimaksudkan untuk menguji kesiapsiagaan operasional personel gabungan dalam melaksanakan tugas pencegahan dan penanggulangan karhutla.

"Latihan ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mewujudkan kesiapsiagaan personel, sarana prasarana maupun semua pihak terkait dalam rangka menanggulangi akibat terjadinya bencana karhutla," kata dia.

Provinsi Sumsel sempat menarik perhatian dunia internasional pada 2015 karena terjadi kebakaran hutan dan lahan yang hebat dengan menghanguskan 736.563 hektare.

Pada 2016, Sumsel berhasil menekan karhutla hingga 99,87 persen jika dibandingkan 2015 karena menerapkan manajemen pendeteksian dini dan pengaruh iklim kemarau basah.