London (Antarasumsel.com) -Film dokumenter "Street Punk! Banda Aceh," karya jurnalis Maria Bakkalapulo dan pasangan produsernya Niall Macaulay berhasil mengundang rasa kagum penikmat film Indonesia di London, Inggris.
Film itu ditayangkan dalam Festival Film Indonesia yang bertemakan "Films of The Archipelago," yang diadakan di Deptford Cinema, bioskop berbasis komunitas di wilayah Tenggara London, dari tanggal 4 sampai dengan 26 Maret.
Filmnya sangat menarik dan tidak dapat dibayangkan ada sekelompok anak remaja dengan gaya Barat di Aceh yang budaya sangat ketat," ujar gadis manis, Grabiella kepada Antara London, usai menonton film "Street Punk! Banda Aceh," Senin malam.
Film Street Punk Banda Aceh menceritakan kisah kehidupan anak remaja di Banda Aceh yang tergabung dalam komunitas punk yang sangat populer di negara Barat, tumbuh 11 tahun lalu, setelah terjadinya gempa bawah laut besar memicu tsunami di Samudera Hindia, yang menewaskan 167.000 orang di Aceh pada 26 Desember 2016 Desember.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia, Rizal Sukma, menyampaikan pujiannya atas penyelenggaraan Films of the Archipelago di Deptford Cinema yang dapat mempromosikan kekayaan budaya dan keunikan kehidupan sosial Indonesia kepada masyarakat Inggris.
Dikatakannya film merupakan salah satu medium yang efektif dalam pelaksanaan diplomasi budaya Indonesia di Inggris, yang dapat mempererat hubungan antarwarga diantara kedua negara
Sementara itu Lenah Susianty, pengagas festival film Indonesia Festival bersama Paul Flanders kepada Antara mengatakan film Indonesia belum banyak dikenal di Inggris.
Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan dengan perusahaan pendistribusi film di Inggris. Hanya beberapa film saja yang bisa masuk ke bioskop umum di Inggris, seperti The Raid yang disutradarai Gareth Evans, ujarnya.
Untuk itu dengan digelarnya "Films of The Archipelago," yang menjadi uji coba untuk melihat animo penonton.
"Saya merasa senang dengan animo penton yang cukup banyak sebagian besar orang Inggris, sasaran kami memang itu. Selain itu film Indonesia sudah saatnya dikenal di luar karena banyak yang bagus," ujar Lenah yang lama menetap di London dan bekerja sebagai penerjemah.
Film Indonesia lainnya yang diputar selama festival selain Street Punk Banda Aceh, sebelumnya Jilbab Selfie, juga ada film Jalanan, Maryam, Lovely Man, serta film laga Headshot, dan Pintu Terlarang dengan harga tiket sebesar lima poundsterling.
Berita Terkait
Gus Kikin nilai sisi edukasi film horor sangat kurang
Kamis, 28 Maret 2024 11:04 Wib
Karir Runny Rudiyanti, dari pekerja kantoran ke dunia akting
Selasa, 26 Maret 2024 15:15 Wib
MUI berharap penggunaan istilah dan simbol agama harus pada tempat yang pas
Selasa, 26 Maret 2024 11:13 Wib
Film "Para Betina Pengikut Iblis 2" ditayangkan 28 Maret
Selasa, 26 Maret 2024 8:02 Wib
Penyanyi Ruth Sahanaya debut main film "Glenn Fredly The Movie"
Senin, 25 Maret 2024 21:18 Wib
Faradina bagikan pengalaman jadi seorang ibu sekaligus aktris
Minggu, 24 Maret 2024 17:08 Wib
Gubernur Bengkulu ngebet Film Ibu Fatmawati diproduksi
Rabu, 20 Maret 2024 19:55 Wib
"Agak Laen" film Indonesia pertama tayang di Amerika
Selasa, 19 Maret 2024 11:07 Wib