Riau waspadai lonjakan harga dampak longsor Sumbar

id sembako, mahal, riau, longsor, sumbar, padang, jalan longsor, kenaikan harga barang

Riau waspadai lonjakan harga dampak longsor Sumbar

Ilustrasi gudang sembako. (ANTARA)

Pekanbaru (Antarasumsel.com) - Pemerintah Provinsi Riau dan Bank Indonesia mewaspadai meningkatnya inflasi dari lonjakan harga bahan pangan yang didatangkan dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), akibat gangguan jalur distribusi barang setelah longsor dan banjir di Kabupaten 50 Kota telah membuat jalan Sumbar-Riau terputus.

"Kenaikan harga barang pasti ada karena jalan yang longsor ini adalah jalur terdekat dari Sumbar ke Riau. Namun, saya minta agar pedagang menaikan harga sewajarnya sesuai penambahan ongkos transportasi. Jangan malah ambil kesempatan dari bencana ini," tegas Gubernur Riau Arsyadjuliandi (Andi) Rachman kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.

Gubernur Riau menyempatkan diri melihat kondisi salah satu titik longsor di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, Sumbar pada akhir pekan lalu.

Ia mengatakan Pemprov Riau telah membantu peralatan, logistik dan makanan untuk meringankan korban bencana itu dan berharap perbaikan jalan bisa secepatnya rampung.

Jalan yang kini longsor merupakan jalur utama distribusi barang dan orang dari Sumbar ke Riau. Akibat longsor tersebut, arus lalu lintas dialihkan ke daerah Kiliran Jao Kabupaten Kuantan Singingi Riau, namun lebih jauh untuk mencapai Sumbar.

"Jangan sampai ada para spekulan menimbun maupun menaikan harga barang terlalu tinggi. Sewajarnya saja," kata Andi Rachman.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Siti Astiyah, mengatakan dalam waktu dekat dipastikan akan ada kenaikan harga barang di Riau yang bergantung pada pasokan dari Sumbar, seperi sayur-sayuran dan cabai.

Meski begitu, hasil dari rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Riau menyatakan stok beras dari Bulog masih mencukupi hingga enam bulan ke depan, sehingga lonjakan dari harga beras seharusnya tidak terjadi.

"Inflasi itu bisa terjadi kalau stok pangan kita tidak ada, dan pasokan terganggu. Namun, stok Riau dari Bulog masih mencukupi jadi seharusnya tidak terjadi lonjakan harga yang terlalu tinggi dari bahan pangan dalam mempengaruhi inflasi," katanya.

Menurut dia Pemprov Riau dan pemerintah kabupaten/kota perlu memastikan stok pangan yang ada dan melakukan pengawasan kepada pedagang agar tidak melalukan spekulasi menaikan harga. "Supaya tidak ada spekulan yang bermain," katanya.

Selain itu, Pemprov Riau perlu mengambil hikmah kejadian di Sumbar untuk memperkuat ketahanan pangan di daerahnya. Upaya yang dilakukan seperti gerakan menanam cabai dan mendorong sektor perikanan, perlu dilakukan secara konsisten dan serius.

"Tujuannya supaya Riau tidak tergantung terus dengan pasokan bahan pangan dari daerah lain. Upaya penanaman cabai kalau bisa dilakukan secara serius, tanamannya sudah bisa dipanen tiga bulan lagi," katanya.

Ia mengatakan seharusnya pada saat ini kondisi harga bahan pangan tidak mengalami kenaikan berarti. Hal ini dibuktikan pada Februari 2017, Riau mengalami deflasi 0,32 persen padahal secara nasional Indonesia justru inflasi 0,23 persen.