Presiden: Banyak pasar baru tidak diurus serius

id pasar, mal, Presiden, Joko Widodo, pasar rakyat, pasar modern, mal, supermarket, hypermarket

Presiden: Banyak pasar baru tidak diurus serius

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/Ang)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Presiden Joko Widodo mengungkapkan banyak pasar baru untuk tujuan ekspor Indonesia yang saat ini tidak digarap diurus padahal potensinya sangat besar.

"Pasar-pasar baru banyak sekali yang tidak pernah diurus, misalnya Afrika, padahal yang lain sudah masuk," kata Presiden Jokowi ketika membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara Jakarta, Selasa.

Ia meminta agar Kemendag atau instansi berwenang lainnya tidak membiarkan pelaku-pelaku usaha swasta  menerobos sendiri ke pasar baru itu karena sangat mahal biayanya.

"Negara lain pasti negara dulu yang hadir, ada market intelijen yang dilakukan di sana, setelah itu negara masuk melihat," katanya.

Presiden meminta Kemendag dan instansi lain melakukan penetrasi ke pasar-pasar tujuan ekspor yang baru dan tidak berkutat pada pasar tradisional atau lama.

"Kita selalu berkutat pada pasar-pasar tradisional atau lama kita, ke Amerika, Jepang China, Eropa, kita ngerti pasar itu gede dan harus dipelajari produk-produk apa yang bisa kita masukkan di pasar-pasar yang sudah ada itu," katanya.

Presiden juga meminta Indonesia Trade promotion center ( ITPC) agar melakukan inovasi dan pembaruan.  "Harus dilakukan terobosan, bagaimana ITPC bisa bernegosiasi, bisa bertransaksi," katanya.

Mengenai besarnya potensi pasar baru, Presiden mencontohkan kawasan Afrika. Potensi pasar Afrika ada 550 miliar dolar AS, sementara nilai ekspor Indonesia baru 4,2 miliar dolar AS.

"Juga kawasan Euroasia, negara-negara ini tidak pernah kita lihat, dilihat tapi dengan cara serampangan, tidak serius, dari 251 miliar dolar AS, nilai ekspor kita satu miliar pun tidak ada," katanya.

Ia juga menyebutkan potensi kawasan Timur Tengah yang mencapai 975 miliar dolar AS dan Indonesia baru mengambil lima miliar dolar AS.

"Peluang masih besar, ajak UKM kita berpameran di sana terutama UKM yang Sudah memenuhi standar," katanya.

Ia juga menyebutkan potensi India yang mencapai 375 miliar dolar AS sementara ekspor Indonesia baru 10 miliar dolar AS, itu pun berupa CPO dan batu bara.

Juga potensi Pakistan sebesar 44 miliar dolar AS dan Indonesia  baru masuk dua miliar dolar AS. Sementara itu potensi Pakistan mencapai 41 miliar dolar AS dan baru termanfaatkan satu miliar dolar. Sedangkan Sri Lanka 19 miliar dolar AS dan baru dimanfaatkan 0,3. Miliar dolar AS.

"Jangan anggap sepele pasar-pasar itu, itu gede sekali yang belum disentuh karena kita bekerja mengikuti rutinitas dan linier," katanya.

    
Pasar Tradisional
Sementara itu mengenai pasar tradisional, Presiden Jokowi meminta agar betul-betul diurus menjadi pasar yang bersih, tidak becek, tidak bau, ada tempat parkirnya," katanya.

Menurut dia, kalau fisik sudah diperbaiki harus ditindaklanjuti pada tahapan berikutnya yaitu menyangkut manajemennya.

"Rakyat kita, pedagang kecil perlu bimbingan kita, berpuluh tahun tidak berubah karena kita  tidak memberi bimbingan kepada mereka,  beri bimbingan manajemen, beri pelatihan bagaimana penataan barang dagangan," katanya.

Ia juga meminta agar pemerintah mengajari mereka manajemen keuangan, manajemen stok, cara melayani konsumen dan lainnya.