Melawan invasi iklan rokok untuk selamatkan generasi

id iklan rokok, komunitas Pembaharu Muda, ruang publik, buku anti rokok, promosi rokok, psikologis konsumen, sikap kritis, memberontak, gaul

Melawan invasi iklan rokok untuk selamatkan generasi

Ilustrasi (Ist)

....Artinya industri rokok belum serius mematuhi peraturan atau sengaja memanfaatkan lemahnya pengawasan....
Padang (Antarasumsel.com) -  Meski masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa, empat anak muda dari Sumatera Barat yang tergabung dalam komunitas Pembaharu Muda dengan lantang menyerukan perlawanan terhadap maraknya iklan rokok di ruang publik.

Bersama Pembaharu Muda dari 15 kota yang ada di Indonesia, Febrian, Gesyica, Yori Marlika, dan Renaldo Pratama meluncurkan buku berjudul "Ketika Invansi Iklan Rokok tak Terbendung Lagi, Catatan dan Kegelisahan Pembaharu Muda".

Buku yang berisikan hasil pantauan terhadap iklan dan promosi rokok pada 15 kota itu dengan gamblang memaparkan betapa leluasa dan masif serbuan iklan rokok di semua ruang publik di negeri ini.

Selain itu berdasarkan pengamatan ternyata industri rokok demikian lihai menyiasati aturan, seperti yang terjadi di Bogor dan Jakarta.

Kendati di dua kota itu sudah ada peraturan yang melarang iklan rokok, namun industri rokok tetap mencari celah  dengan memanfaatkan warung dan toko sembako  untuk memasang iklan.  
Selain itu juga ada produsen rokok  yang mengakali pelarangan sponsor kegiatan yang menggunakan merek dagang dengan menonjolkan huruf tertentu dari produk.

"Artinya industri rokok belum serius mematuhi peraturan  atau sengaja memanfaatkan lemahnya pengawasan," ujar anggota komunitas Pembaharu Muda asal Sumbar, Febrian.

Tidak hanya itu industri rokok juga memanfaatkan sisi psikologis konsumen dengan mengusung slogan yang berasosiasi dengan perokok seperti sikap kritis, memberontak, gaul, suka hal-hal baru, petualang dan lainnya.

Menyikapi hal itu ketua LSM Lentera Anak, Lisda Sundari mengatakan temuan Pembaharu Muda tersebut cukup mengkhawatirkan.

Karena itu untuk melindungi generasi muda dari target pemasaran industri rokok, pihaknya mendesak pemerintah melarang iklan, promosi dan sponsor rokok secara menyeluruh melalui regulasi yang kuat.

Ia juga meminta pemerintah daerah yang sudah memberlakukan pelarangan merokok agar lebih mengawasi industri yang kerap melanggar aturan.

Sejalan dengan itu, hasil temuan penelitian yang diungkap LSM Ruang Anak Dunia (Ruandu) Foundation juga  mengkhawatirkan karena hampir 70 persen sekolah yang ada di Padang berada dalam  kepungan iklan rokok.

Beragam iklan rokok yang terpajang melalui spanduk, baliho, hingga videotron seakan menyasar segmen pelajar yang setiap hari lalu lalang di ruang publik dan jalan  menuju sekolah.

"Mereka sangat pandai mengemas iklan  memakai bahasa persuasif untuk membujuk agar siswa membeli rokok," ucap Ketua LSM  Ruandu Foundation, Muharman.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada 56 lokasi sekolah di Padang pada  Februari hingga Agustus 2015 semua  kawasan di sekitar sekolah telah dikepung iklan rokok, bahkan hingga ke pinggir kota.

"Lebih miris ada iklan rokok yang tertulis Rp2.000 per tiga batang. Itu artinya menggiring pelajar untuk menikmati, mari kita patungan masing-masing Rp1.000, beli lalu isap bersama," ujarnya.

Menurutnya kalau anak-anak dibiarkan merokok akan mengancam bonus demografi Indonesia 2020 karena saat itu komposisi penduduk Indonesia lebih banyak kalangan muda yang produktif.

"Kalau hari ini anak-anak memutuskan untuk merokok akibat tipu daya iklan maka pada 2020 Indonesia akan diisi manusia produktif yang tidak kompetitif karena derajat kesehatannya turun," ucapnya.

"Yang lebih mengkhawatirkan serbuan iklan yang masif itu akan membuat rokok  menjadi isu yang sepele, terutama bagi anak-anak sehingga tidak ada lagi kekhawatiran akan bahayanya," lanjut dia.

Ia menyampaikan salah satu produsen rokok terbesar di dunia dalam dokumennya dengan jelas menyatakan bahwa industri rokok akan tetap ada pada masa datang, tergantung sejauh mana memperbanyak perokok usia muda sejak dini.

"Jika ada satu juta anak-anak yang berhasil dipengaruhi untuk merokok maka satu juta anak tersebut akan menjadi pelanggan setia hingga tua kelak," tuturnya.

Karena itu jangan heran iklan dan promosi rokok diarahkan menyasar segmen anak-anak agar mereka tergiur untuk merokok. Setelah kecanduan akan sulit berhenti, saat itu menandatangi kesepakatan untuk menjadi pelanggan tetap, kata dia.

Tidak hanya melalui iklan produsen rokok juga menyasar pelajar dengan mengangkatkan kegiatan yang disenangi remaja.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah mensponsori berbagai kegiatan anak muda agar berasosiasi bahwa rokok bukan lagi menjadi sesuatu yang berbahaya dan harus dihindari.

Muharman mengatakan hanya ada dua solusi mengatasi hal ini, yaitu pemerintah daerah harus melarang total iklan, promosi dan sponsor rokok, serta komunitas sekolah seperti guru, siswa dan orang tua bergerak bersama agar lingkungan sekolah bebas dari promosi rokok.

Perlindungan terhadap anak dan remaja dari terpaan iklan rokok tidak cukup hanya dengan larangan iklan di ruang publik saja namun pelarangan total sebagaimana direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia WHO, ujarnya.

      Larang Iklan
Sementara, Pemerintah Kota Padang  berencana menerapkan pelarangan iklan rokok pada 2018, terutama di ruang publik sebagai upaya menyelamatkan generasi muda dari bahaya rokok.

"Setelah dihitung pendapatan dari iklan rokok di Padang hanya sekitar Rp2 miliar per tahun, namun kerusakan yang ditimbulkan akibat rokok luar biasa, jadi kami rencanakan 2018 akan berlakukan pelarangan iklan rokok," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi.

Mahyeldi menilai selama ini pesan yang disampaikan iklan rokok penuh dengan kebohongan dan berbeda dengan fakta sebenarnya.

"Misalnya ada iklan rokok yang menampilkan pria yang kekar, sehat dan terlihat hebat, padahal secara fakta apa benar kalau merokok orang akan memiliki gambaran seperti yang ada dalam iklan," ujarnya.

Selain itu pelarangan iklan rokok di ruang publik juga merupakan langkah mempersiapkan generasi menyambut bonus demografi pada 2045.

Pada saat itu kepemimpinan bangsa berada di tangan generasi muda saat ini. Jika sejak awal mereka sudah diracuni oleh rokok tentu yang akan tampil adalah orang-orang yang tidak berkualitas.

"Tidak hanya itu jika ingin menghancurkan suatu bangsa maka cara paling mudah adalah dengan merusak generasi muda dan rokok adalah pintu masuk," lanjut dia.

Mahyeldi mengatakan Padang sudah memiliki Perda Kawasan tanpa Rokok dan akan disempurnakan agar dapat dilaksanakan pada 2018.

Kita memang tidak bisa menghentikan dan melarang orang lain untuk merokok, namun generasi sekarang adalah aset masa depan yang harus diselamatkan agar mereka memiliki derajat kesehatan yang lebih baik.