Pertamina fasilitasi pelatihan profesionalisme wartawan

id pertamina, wartawan, pelatihan profesionalisme, Hari Pers Nasional, Pelatiha

Pertamina fasilitasi pelatihan profesionalisme wartawan

Pertamina (ist/grafis)

Ambon (Antarasumsel.com) - PT Pertamina (Persero) memfasilitasi pelatihan peningkatan profesionalisme wartawan, menjelang puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2017, yang dipusatkan di Ambon, Provinsi Maluku.

Pelatihan di Kota Ambon, Minggu tersebut diikuti oleh 50 orang wartawan dari berbagai media massa yang datang dari sejumlah provinsi di Indonesia, antara lain Papua, Papua Barat, Maluku dan Malaku Utara, serta Sulawesi Selatan.

Pertamina dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menghadirkan sejumlah tokoh pers nasional, seperti Agus Sudibyo, dan Nico Wattimena, sebagai pembicara dalam pelatihan yang bertujuan meningkatkan profesionalisme para pekerja pers.

Agus Sudibyo yang pernah berkecimpung di Dewan Pers menyajikan materi tentang etika jurnalistik dalam bidang ekonomi, politik, dan New Media, dan Nico Wattimea menyampaikan materi "media relationship".

Mengawali pelatihan itu, Manager External Communication PT Pertamina (Persero) Jackson Simanjuntak dalam sambutannya mengatakan pelatihan yang digelar untuk meningkatkan profesionalisme wartawan itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan HPN 2017 yang dipusatkan di Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku.

"Pelatihan seperti ini akan berkelanjutan, namun di tempat lain (pada momentum HPN)," ujarnya.

Jackson berharap pelatihan tersebut akan semakin memotivasi para wartawan untuk terus berkaya, membangun bangsa dan negara di bidang jurnalistik.

         Pertamina, kata dia, juga mendukung para pekerja pers dalam meningkatkan profesionalisme demi kemajuan bangsa dan negara.

Sementara itu, pada sesi pelatihan, Agus Sudibyo menekankan pentingnya pemahaman wartawan tentang perkembangan media massa dewasa ini, agar nantinya dapat membedakan media sosial dengan media konvensional.

"Media sosial, apa dan bagaimana, ini harus dipahami sehingga nantinya wartawan tidak salah dalam bertindak. Ambil manfaat dari media sosial, namun harus juga berhati-hati agar tidak menjadi 'follower' dari media sosial yang bisa saja tidak membangun bangsa," ujarnya.  
Agus juga mengemukakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan segala sesuatunya terkait pembentukan lembaga cyber nasional atau Badan Cyber Nasional, namun diharapkan nantinya lembaga tersebut tidak hanya fokus pada penindakan kasus pungli saja, tetapi juga advokasi ke media massa.

Selain itu, program literasi media juga harus lebih sering dilakukan agar peran media massa sebagai pendukung pembangunan dapat terealisasi.    
"Tentunya pemerintah wajib hadir dalam masalah ini, tapi industri (pengusaha) pun juga harus berperan. Misalnya Samsung (produsen telepon android) juga semestinya memberi sebagian keuntungannya untuk pendidikan bagi masyarakat," ujar Agus.

Sedangkan Nico Wattimena menjelaskan pentingnya pemahaman wartawan terhadap berita yang layak siar yang harus memenuhi unsur-unsur jurnalistik, permasalahan di dunia pers, dan perkembangan terkini terkait media relationship.

Di akhir pemaparannya, Nico menekankan bahwa media memiliki kemampuan persuasi yang tinggi dalam menggalang opini publik.

Namun, dalam menggalang interaksi antara perusahaan dan media perlu pengertian yang sama tentang nilai berita,
"Jurnalis tidak lepas dari berita dan perlu mengetahui mana yang memiliki nilai berita dan mana yang tidak," ujarnya.