Kemensos tampung 55 WNI dideportasi dari Turki

id mensos, kofifah indar parawansa, tki, deportasi, isis

Kemensos tampung 55 WNI dideportasi dari Turki

Menteri Sosial Kofifah Indar Parawansa (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta  (Antarasumsel.com) - Kementerian Sosial menampung 55 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dideportasi termasuk dari Turki yang diduga bergabung dengan ISIS.

"Kami mendapatkan kiriman dari Densus 88 Polri, bahkan saat ini sudah masuk pada gelombang ketiga," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Para WNI tersebut ditampung di shelter bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Polri. Berdasarkan informasi  dari jumlah 55 orang itu, terdiri dari 25 dewasa dan 27 anak-anak.

Sebelumnya, kata Mensos, staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Bali dan Kapolda Bali menginformasikan bahwa ada sebagian orang- orang yang dideportasi akan mendarat di Bali.

"Saya mendapat informasi dari staf Kemlu dan Kapolda Bali, dari mereka yang dideportasi itu ada sebagian akan mendarat di Bali, lalu akan dibawa ke shelter milik Kementerian Sosial (Kemensos)," ucapnya.

Mensos menjelaskan, para WNI tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi seperti ada yang lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang, bahkan ada gelar masternya dari luar negeri yaitu Australia.

Dari 55 orang itu, termasuk atas nama Triyono, yang pernah bekerja di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) namun saat ini sudah mundur dari Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia diduga akan bergabung dengan ISIS.

"Perjalanan Pak Triyono bermula saat ia berangkat haji dan setelah itu tidak kembali. Hasil konfirmasi dari tim shelter di Kemensos, ketika ia mau pulang ke Yogyakarta rumahnya sudah dijual, sehingga kemungkinan pulang ke rumah istrinya yang berada di Sukabumi," katanya.  

Lebih lanjut Mensos mengatakan, selama di shelter mereka akan diberikan terapi trauma healing atau trauma konseling.

"Berdasarkan pengalaman kami, ketika mereka akan dipulangkan kami akan berkoordinasi dengan bupati/walikota daerah asal mereka. Kami pastikan masih ada proses yang akan ditindaklanjuti, jadi kami pada posisi penyapaan di shelter bagaimana anak-anak bisa mendapatkan proses tumbuh-kembang yang baik hingga mereka siap dipulangkan," jelasnya.

Sebelumnya Mabes Polri mengambil alih lima warga negara Indonesia yang dideportasi dari Turki untuk didalami lebih lanjut karena diduga bergabung ISIS, setelah sebelumnya diamankan di Polda Bali saat mereka tiba di Bandara Ngurah Rai pada Selasa (24/1).

Kelima WNI itu semuanya berasal dari Cilincing, Jakarta Utara yakni seorang laki-laki berinisial TUAB dan empat orang perempuan berinisial NK, NAA, MSU dan MAU.

Mereka sebelumnya diamankan aparat berwenang di Istanbul, Turki pada 16 Januari 2017 setelah digerebek di kediaman sementara mereka di "Safe House".

Mereka kemudian ditahan selama sekitar seminggu menunggu untuk dideportasi dari Istanbul ke Indonesia melalui Denpasar, Bali.

Mereka mendarat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Selasa (24/1) sekitar pukul 22.15 WITA menumpangi pesawat Emirates Airlines dengan nomor penerbangan EK-398 dari Dubai.