Pengamat sayangkan jalur tuna netra tak beraturan

id trotoar, jalur khusus, penyandang disabilitas, tuna netra, kaidah kegunaan, tak beraturan, dipasang asal-asalan, Pengamat transportasi, Masyarakat Tra

Pengamat sayangkan jalur tuna netra tak beraturan

Perbaikan dan pengecetan trotoar jalan (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/Ang)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setidjawarno menyayangkan jalur khusus penyandang disabilitas tuna netra di trotoar yang tak beraturan karena dipasang tak sesuai kaidah kegunaan.

"Jalur tersebut dipasang asal-asalan, tidak mengikuti kaidah atau aturan yg benar. Dapat dikatakan sekitar 80 persen lebih masih salah," kata Joko dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (19/1).

Beberapa kesalahan pemasangan "guiding block" atau jalur yang biasa berwarna kuning untuk mengarahkan jalan penyandang disabilitas tuna netra seperti posisi yang tak teratur dan kesalahan warna.

Tanda jalur khusus yang berbentuk garis lurus berarti jalan terus, tanda dengan titik-titik bulat menonjol artinya berhenti.
Sedangkan tanda yang diberi cat warna kuning atau oranye berfungsi untuk membantu seseorang yang memiliki pandangan yang rendah dan tidak bisa membedakan perubahan warna yang terdegradasi.

Djoko berpendapat kesalahan tersebut dikarenakan sumber daya manusia yang kurang memahami dalam pembangunan trotoar.

Oleh karena itu dia mengusulkan agar kontraktor dan konsultan trotoar diberikan pelatihan untuk menambah pengetahuan mengenai jalur khusus tersebut.

"Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat memberikan pelatihan bagi kontraktor dan konsultan yang akan mengerjakan pembuatan trotoar," kata Djoko.