30 unit bus transmusi siap dilelang

id transmusi, bus, di lelang, Hyundai, kondisi rusak, pengelolan, PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya

30 unit bus transmusi siap dilelang

Bus transmusi. (Foto Antarasumsel.com/Yudi Abdullah)

Palembang (Antarasumsel.com) - Sebanyak 30 unit bus Transmusi Palembang bermerek Hyundai dengan kondisi rusak parah siap dilelang pengelolanya PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J).

Manajer Transportasi PT SP2J David Adrian di Palembang, Minggu, mengatakan perusahaannya sedang menunggu keputusan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sumatera Selatan, terkait masa kendaraan dan izin lelang.

"Kondisi kendaraan memang tidak layak lagi untuk beroperasi. Selain kesulitan dalam mencari suku cadangnya, kerusakannya juga tidak dapat diperbaiki lagi," kata dia.

Keputusan ini juga berkaitan dengan efisiensi perusahaan mengingat jika diperbaiki membutuhkan biaya relatif besar.

Sementara di sisi lain, jumlah armada Transmusi terbilang telah mencukupi mengingat sudah mendapatkan bantuan 39 unit bus baru untuk operasional.

Sementara itu Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan masalah bus Transmusi akan dievaluasi seiring Pemerintah Kota Palembang yang ingin meniadakan moda transportasi bus kota.

"Keinginan kami menambah bus, tetapi harapan kami masyarakat juga turut menjaganya. Jangan dirusak. Ke depan, pemkot akan berupaya membuat Transmusi ini sebagai moda transportasi paling nyaman di Palembang," ulasnya.

Selain itu, yang tak kalah penting menurutnya yakni melakukan pembenahan internal di dalam perusahaan agar usaha milik daerah ini dapat meningkatkan laba.

"Perbaikan akan terus dilakukan karena Kota Palembang akan dijadikan kota internasional. Jika moda transportasi massalnya tidak layak maka jangan harap cita-cita ini akan terwujud," kata dia.

Sebelumnya sektor usaha Transmusi ini dinyatakan rugi pada 2014 yang ditandai dengan besaran utang dan sejumlah bus yang rusak. Kemudian, pelayanan ke masyarakat juga menurun dari sebelumnya menggunakan alat pembayaran kartu, berubah kembali ke cara manual.

Kemudian pada 2015 dilakukan perbaikan internal dan pemerintah mendukung dengan memberikan uang puluhan miliar rupiah untuk tambahan modal.