MPR: Islam berjasa pada proses kemerdekaan Indonesia

id Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR, umat Islam, putra Banten, berjasa, proses kemerdekaan, Republik Indonesia

MPR: Islam berjasa pada proses kemerdekaan Indonesia

Hidayat Nur Wahid (MPR RI)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Wakil Ketua MPR RI KH Hidayat Nur Wahid menegaskan umat Islam dan putra Banten berjasa dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia yang banyak mengalami tantangan.

Hidayat Nur Wahid mentatakan hal itu ketika menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan sekitar 200 peserta yakni anggota Majelis Ta'lim se-Kota Tangerang Selatan, pengurs dan anggota Yayasan Rumah Pemberdayaan masyarakat (RPM) beserta anggota Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Tangerang Selatan, di Rumah Konseling, di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Senin.

Pada kesempatan tersebut, Hidayat didampingi Anggota MPR RI dari Kelompok DPD RI dari Provinsi Banten, KH Ahmad Sadeli Karim.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini membuka sosialisasi dengan mengatakan, sosialisasi Empat Pilar hari ini dimudahkan oleh Allah SWT, karena diselenggarakan pada hari libur nasional, sehingga banyak warga mudik dan arus lalulintas di Jakarta dan sekitarnya menjadi lancar.

"Sosialisasi Empat Pilar ini adalah hak bagi setiap warga negara Indonesia, untuk mengetahui hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Hidayat Nur Wahid mengingatkan bahwa sosialisasi Empat Pilar ini tidak lepas dari andil putera Banten pada proses kemerdekaan Republik Indonesia.

Menurut dia, ada orang Banten yang turut mempersiapkan kemerdakan Republik Indonesia, yakni Prof Dr Raden Aryo Ahmad Husein Djajadiningrat.

Selain itu, ada juga Banten yang turut menyelamatkan Indonesia, ketika Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Sjahrir ditangkap oleh Belanda dan ditawan di Bangka, pada 18 Desember 1949.

"Pada saat itu muncul putra Banten, bernama Mr Sjafroeddin Prawiranegara, menyelamatkan Indonesia. Syafroeddin adalah putra  Banten dan tokoh Islam dari Partai Masyumi," katanya.

Peran Sjafroeddin Prawiranegara yang memproklamirkan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), kata dia,  sehingga dunia Internasional tahu bahwa Pemerintah Indonesia tetap ada, tidak bubar seperti digembar gemborkan penjajah Belanda.

Hidayat menegaskan, tokoh Islam berada di garda terdepan dalam menyelamatkan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Selain putra Banten, ada juga tokoh Islam dari partai Masyumi yang berperan besar dalam membebaskan para tokoh bangsa, yakni Bung Karno, Bung Hatta dan lainnya, dari tahanan Belanda.

Tokoh Islam itu adalah Mr Mohammad Roem, yang melalui perundingan Roem-Van Royen, berhasil membebaskan para pemimpin bangsa Indonesia dari tahanan Belanda.

"Jadi, dalam konteks ini, jangan ada anggapan umat Islam tak berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Peran umat Islam sangat besar," ungkap Hidayat Nur Wahid.

Hidayat Nur Wahid juga menegaskan, Indonesia bukan negara sekuler dan bukan negara agama, tapi paham komunisme tidak dapat hidup di Indonesia.

Menurut dia, Pancasila yang menjadi landasan ideologi negara Indonesia menegaskan, pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Itu artinya, yang tak mengakui adanya Tuhan, tak bisa hidup di Bumi Indonesia," katanya.