Palangka Raya (Antarasumsel.com) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, melalui program perhutanan sosial Pemerintah ingin industri kehutanan Indonesia kembali berjaya sehingga menjadi salah satu negara pengekspor hasil produk kayu.
"Melalui model perhutanan sosial ini, kita ingin kembali pada kejayaan industri kehutanan dengan basis hutan tanaman rakyat," katanya di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Selasa.
Orang nomor satu di Indonesia ini mengatakan, pengelolaan perhutan sosial ini berbeda dengan konsep pemanfaatan hutan yang sebelumnya pernah diterapkan.
"Basisnya berbeda. Kalau dulu konsesi diberikan pada perusahaan besar, pada perusahaan asing,atau konsesi diberikan pada korporasi, tetapi sekarang konsesi diberikan pada rakyat, pada gapoktan, petani. Inilah bedanya," katanya.
Saat ini dari areal hutan yang seluas sekitar 12,6 juta hektare di Kalimantan Tengah yang tercatat dalam peta indikaif area perhutanan sosial ialah seluas 1,6 juta hektare.
Pemerintah pun juga telah mengeluarkan keputusan tentang pengelolaan desa hutan dan izin usaha hutan tanaman rakyat dan kelola hutan desa, yang mana 35.595 hektare dikelola sebanyak 4.762 KK yang tergabung dalam 37 kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi.
"Tapi jika yang sudah diberi ini tidak dimanfatkan, tidak produktif, tidak ditanami, dibiarkan, apalagi kalau dijual, hati-hati. Nanti akan saya cek, pasti saya tahu dan saya ikuti terus," kata Jokowi.
Melalui program tersebut, kelompok tani sebagai penyedia bahan baku kayu akan bekerja sama dengan industri perkayuan dengan tujuan ekspor sehingga nilai tambah akan lebih besar.
Sehingga, lanjut dia, rakyat harus benar-benar memiliki pekerjaan dan benar-benar mau merawat hutan karena pasar yang menerima hasil hutan, baik kayu maupun nonkayu telah tersedia.
"Jadi saya ke Pulang Pisau nantinya bukan mencek kebakaran hutan, gambut yang terbakar. Kunjungan yang ketiga urusannya berbeda lagi. Yang keempat nanti saya sudah cek yang ditanam petani sudah harus kelihatan. Entah tingginya satu meter entah dua meter. Itu yang saya harapkan. Setahun lagi. Pasti saya ke sini lagi," katanya.
Sementara itu salah satu petani pengelola perhutanan rakyat, Damai Taut yang sempat dibincangi Presiden Jokowi mengungkapkan, saat ini satu hektare lahan yang digarap telah ditanami 1.000 bibit sengon.
"Pohon itu sudah saya tanam selama lima bulan. Berkat bantuan pupuk, sebagian pohon tingginya sudah mencapai tiga meter. Kalkulasi saya, jika masa panen mencapai empat tahun maka tinggi pohon dapat mencapai 12 meter dengan diameter 20-25 sentimeter dengan asumsi harga jual seluruhnya mencapai Rp200 juta," katanya.
Berita Terkait
Menuai manisnya madu kelulut di jantung Borneo
Senin, 29 Januari 2024 11:51 Wib
Menyoal pemanfaatan hutan untuk kemakmuran rakyat
Senin, 22 Januari 2024 19:58 Wib
Pinus Indonesia bina perempuan desa di Sumsel kelola perhutanan sosial
Rabu, 20 Desember 2023 19:21 Wib
Festival PeSoNa KLHKmembangun perhutanan sosial yang produktif dan berkelanjutan
Selasa, 6 Juni 2023 18:42 Wib
Tim KLHK tangani pembuangan limbah B3 di kawasan hutan
Kamis, 19 Mei 2022 16:35 Wib
Desa Mendingin OKU ditetapkan sebagai kawasan KTH Wahana Mandiri
Kamis, 10 Maret 2022 8:08 Wib
Halaqah NU hasilkan rumusan peremajaan sawit rakyat dan program perhutanan sosial
Minggu, 6 Maret 2022 19:57 Wib
JBI OKU upayakan penyelamatan kawasan hutan dan DAS
Jumat, 4 Maret 2022 20:37 Wib