Catatan Akhir Tahun - Membangun sirkuit MotoGP dan harapan Sumsel

id sirkuit moto gp, balap motor, Jakabaring, desain

Catatan Akhir Tahun - Membangun sirkuit MotoGP dan harapan Sumsel

Ilustrasi - Sirkuit Sentul (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Palembang (Antarasumsel.com) - Provinsi Sumatera Selatan pada awal 2016 telah mendatangkan konsultan asal Jerman Hermann Tilke untuk membangun sirkuit balap motor ajang bergengsi MotoGP di Kompleks Olahraga Jakabaring, Kota Palembang.

Konsultan berpengalaman yang telah membangun 18 dari 21 sirkuit MotoGP di seluruh dunia ini sudah mengunjungi Palembang beberapa kali untuk kebutuhan pembuatan desain pembangunan sirkuit.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan pihaknya telah menetapkan lokasi sirkuit berada di dekat danau ski air Kompleks Olahraga Jakabaring dengan luas lahan sekitar 120 hektare.

Terkait lahan, pemprov sangat optimitis tidak mendapatkan kendala pembebasan mengingat lahan tersebut milik pemerintah.

Titik utama yang menjadi perhatian konsultan ini, bukan hanya soal lahan tapi juga transportasi.

Hermann Tilke meminta di Kompleks Olahraga Jakabaring Sport City disediakan empat akses transportasi untuk memudahkan mobilitas penonton, peralatan peserta, dan lainnya.

"Dan semua ini bakal terpenuhi karena Palembang sedang membangun jalur kereta api dalam kota yakni Light Rail Transit," kata Alex.

Pemprov Sumsel sudah membuat perencanaan terkait pembangunan sirkuit ini yang pekerjaan fisiknya direncanakan dimulai Maret 2017.

Sirkuit ini nantinya akan menelan dana investasi sebesar 36 Euro atau sekitar Rp600 miliar hanya untuk lintasannya saja.

"Nantinya sirkuit tersebut memiliki 14 tikungan, terdapat trek atau jalur lurus sepanjang 750 meter, bisa memacu kecepatan hingga 303 kilometer per jam dengan rata-rata kecepatan seluruh `track` yang ada 171 kilometer per jam," kada dia.

Proses pembangunannya, diperkirakan memakan waktu hingga 17 bulan, lebih lama dibandingkan rencana sebelumnya 14 bulan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PUCK) Sumsel Basyaruddin mengatakan sirkuit tersebut memiliki 130.000 kursi penonton dengan terdiri beberapa ruangan, sepeti ruang media, winner podium, vip lounge, brefing driver, kitchen, paddock area dan beberapa ruangan lainnya.

Untuk legalisasi lahan, Pemprov Sumsel telah menyerahkan ke Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan Kabupaten Banyuasin.

Sedangkan untuk Analisis Dampak Lingkungan (amdal), pemprov telah berkomunikasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel untuk memastikan proses pembuatannya.

                                                               Calon Investor
Kementerian Pemuda dan Olahraga memutuskan Kota Palembang menjadi tuan rumah balapan MotoGP, namun penyelenggaraannya mundur dari 2017 ke 2018.

Kota Palembang dipilih karena Sirkuit Sentul Jakarta yang menjadi pilihan pertama tidak siap secara anggaran.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan sementara ini terdapat dua calon investor yang berkeinginan membangun sirkuit tersebut.

"Jika terjalin kesepakatan dengan salah satu investor ini, diharapkan dapat langsung dikerjakan mengingat prosesnya diperkirakan memakan waktu hingga 16 bulan, sementara MotoGP Indonesia akan berlangsung pada satu bulan setelah Asian Games 2018," kata dia.

Terkait keterlibatan swasta ini, DPRD Provinsi Sumatera Selatan mendukung keinginan pemerintah pusat menjadikan Kota Palembang sebagai tuan rumah MotoGP Indonesia pada 2018.

Ketua DPRD Sumsel Giri Ramanda N Kiemas di Palembang mengatakan DPRD menilai Sumsel bakal mendapatkan keuntungan atas terselenggaranya ajang balap skala dunia tersebut.

"DPRD Sumsel sangat menyambut baik, tapi dengan catatan tidak menggunakan APBD," kata Giri.

Ia mengemukakan dalam waktu dekat DPRD mengadakan pertemuan dengan pemerintah provinsi untuk meminta informasi terkait dengan MotoGP.

"DPRD ingin melihat dulu, bagaimana teknisnya, apakah akan melibatkan swasta atau apa. Jika sudah jelas, baru akan dibuat peraturan daerahnya," kata Giri.

Sumsel bersedia membangun sirkuit ini karena nantinya seri Formula 1 akan diselenggarakan secara rutin di Palembang, begitu pula dengan pertandingan untuk level dibawahnya sehingga daerah ini akan mendapatkan manfaat lebih dari berbagai sektor, pariwisata, ekonomi kreatif.

Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah VII Sumatera Selatan Hamid Ponco Wibowo mengatakan keberanian Sumsel membidik ajang olahraga skala internasional mulai dari Asian Games hingga MotoGP telah berdampak positif pada perekonomian daerah.

Sumsel mulai gencar membangun infrastruktur penunjang sejak akhir 2015 sehingga menggerakan perekonomian daerah yang terlihat nyata dari pertumbuhan ekonomi sepanjang 2016.

Daerah ini seharusnya mengalami keterpurukan ekonomi akibat jatuhnya harga komoditas karet, sawit dan mineral batu bara justru mampu menjaga pertumbuhan ekonomi lantaran adanya pembangunan infrastruktur yang cukup masif.

"Seharusnya Sumsel tidak bisa menyentuh pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,0 persen. Namun, faktanya pada triwulan III/2016 mampu membukukan 4,92 persen," kata Hamid.

Karena aktivitas ekonomi yang sedang berlangsung tersebut, BI pada triwulan IV/2016 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumsel akan menembus 5,0 persen atau sesuai proyeksi rata-rata nasional yakni 5,0-5,2 persen.

Untuk pembangunan LRT ini, pemerintah pusat mengucurkan dana Rp 12,4 triliun dengan rincian sebanyak Rp 11,2 triliun untuk pembangunan fisiknya, sedangkan dana Rp 1,2 triliun diproyeksikan untuk rangkaian gerbong dan lokomotif serta Depo.

Beruntung bagi Sumsel, di tengah pengetatan APBN, khusus untuk pembangunan LRT ini pemerintah pusat sudah menjamin ketersediaan dananya karena Kota Palembang akan melakukan tugas negara sebagai tuan rumah Asian Games bersama DKI Jakarta.

Begitu juga dengan pembangunan jalan tol Palembang-Inderalaya Rp4 triliun, Jembatan Musi IV dan Jembatan Musi VI, dan sejumlah jembatan layang.

"Dengan akivitas di bidang olahraga ini, saya optimitis Sumsel bakal menjadi gerbang ekonomi di Sumatera kurang dari lima tahun," kata Ponco.