Kashima mencapai final piala dunia klub

id Kashima Antlers, Auckland City, kualifikasi Piala Dunia Klub, Kim Dae Wook, Korea Selatan, fifa

Kashima mencapai final piala dunia klub

Kashima Antlers (Antarasumsel.com/Grafis/Ang)

Osaka (Antara/Reuters) - Kashima Antlers menjadi tim Asia pertama yang mencapai final Piala Dunia Klub berkat kemenangan 3-0 atas Atletico Nacional pada Rabu, yang terbantu oleh penalti yang dihadiahkan untuk pertama kalinya dengan bantuan video tayangan ulang.
Gol pertama Kashima tercipta pada menit ke-33 dari titik penalti, setelah Orlando Berrio melanggar Daigo Nishi di kotak terlarang, diberikan untuk pertama kalinya di kompetisi FIFA setelah wasit meninjau rekaman video di tepi lapangan.

Yasushi Endo mencetak gol kedua Antlers pada menit ke-83, ketika ia memaksimalkan kesalahan kiper Franco Armani untuk menyepak bola dengan tumitnya ke gawang yang kosong di Stadion Sepak Bola Suita City.

Atletico tertekan dan dua menit kemudian pemain pengganti Kashima Yuma Suzuki, yang masuk beberapa detik sebelumnya, menendang bola dengan tepi kakinya untuk menjadi gol ketiga setelah Mu Kanazaki mengirim umpan kepadanya.

Ini merupakan ketiga kalinya dalam tujuh tahun di mana tim Amerika Selatan gagal mencapai final turnamen, yang mempertemukan para juara level benua ditambah tuan rumah.  
Juara Liga Jepang selanjutnya akan berhadapan dengan pemenang semifinal yang dimainkan pada Kamis, antara Real Madrid dan tim Meksiko Club America. Final dijadwalkan akan dimainkan pada Minggu.

"Kami menembus final, yang merupakan suatu pencapaian untuk Kashima Antlers dan sepak bola Jepang secara keseluruhan," kata pelatih Antlers Masatada Ishii.

        "Kami benar-benar ingin melaju dan memenangi pertandingan ini, dan semua pemain berkomitmen dan berkontribusi terhadap keemnangan. Mereka memberi ancaman pada beberapa kesempatan, namun kami bertahan dengan baik sebagai tim, seperti yang kami lakukan sepanjang musim."

Tim yang lebih baik
Atletico merupakan tim yang lebih baik, khususnya pada babak pertama, dan menyelesaikan pertandingan dengan catatan 24 tembakan berbanding sepuluh tembakan milik Kashima.

Bagaimanapun, mereka tidak mampu menaklukkan kiper veteran Kashima Hitoshi Sogahata-- yang memenangi penghargaan pemain terbaik-- dan membayar harganya ketika mereka mendapat serangan balik.

"Ini adalah sepak bola dan situasi-situasi di mana lawan mendikte permainan dan hal lain di mana kami tidak efektif sebagaimana yang kami perlukan pada pertandingan ini melawan tim yang aset utamanya adalah kemampuan mereka untuk tetap menerapkan rencana permainan dan berdisipin secara taktik," kata pelatih Reinaldo Ruega.

"Kami menjadi tidak terorganisir setelah gol pertama. Kami hanya menciptakan sejumlah peluang namun kami tidak dapat memanfaatkannya, sedangkan mereka tidak melakukan kesalahan-kesalahan."
Ini merupakan pertandingan ke-83 di tahun ini yang ditutup dengan trauma selama beberapa pekan untuk Atletico.

Juara Piala Libertadores direncanakan menghadapi Chapecoense pada final Piala Sudamericana pada November, namun kecelakaan pesawat terbang menimpa tim Brazil itu ketika mereka mendekati Medellin dan pertandingan itu dibatalkan.

Atletico meminta trofi itu diserahkan kepada tim Brazil tersebut, sebagai tanda penghormatan terhadap 71 penumpang di dan kru yang meninggal dunia.

Dua hari masa berduka diikuti latihan di Atletico dan Brazil, persiapan-persiapan untuk Atletico bagi Piala Dunia Klub.

Mereka tidak terbantu oleh asistensi video, yang biasanya pada turnamen untuk meninjau ulang keputusan-keputusannya.

Wasit asal Hungaria Viktor Kassai meminta tim untuk ke pinggir lapangann setelah menyaksikan insiden di komputer. Kassai menilai Berrio melanggar peraturan. Kassai menuding Berrio melanggar
Radianya.

Meski Daigo mencetak gol pada posisi offside, namun Phenelphia

 (H-RF)