Petani keluhkan pupuk SP36 di Baturaja langka

id pupuk, petani, Kabupaten Ogan Komering Ulu, SP36, memupuk tanaman

Petani keluhkan pupuk SP36 di Baturaja langka

Ilustrasi (ANTARA FOTO)

Baturaja (Antarasumsel.com) - Petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan mengeluhkan pupuk SP36 di pasaran Kota Baturaja sejak beberapa bulan terakhir langka, sehingga kesulitan untuk memupuk tanaman.

Pupuk SP36 subsidi produksi Petro Kimia di Ogan Komering Ulu (OKU) sejak beberapa bulan terakhir langka, kata Kepala Dinas Pertanian OKU melalui Kasi pupuk, Joni Arianto di Baturaja, Rabu.

Menurut dia, Kondisi ini membuat para petani terpaksa sementara beralih ke pupuk NPK bersubsidi produksi PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) atau memilih tidak memberikan pupuk untuk tanamannya.

"Pupuk SP36 subsidi produksi Petro Kimia saat ini langka di pasaran," kata Joni Arianto.

Dia menjelaskan, kelangkaan pupuk SP36 itu disebabkan tingginya permintaan di pasaran menyusul adanya program swasembada pangan nasional yang tengah digalakkan Pemkab OKU.

Sementara alokasi pupuk SP36 bersubsidi pada 2016 tidak mengalami penambahan.

"Alokasi pupuk SP36 bersubsidi di OKU pada 2016 tercatat 2.108 ton, dan dari jumlah itu sudah tersalurkan sebanyak 1.848 ton sampai September 2016 dan sisanya sudah disalurkan pada medio Oktober-November 2016. Sementara permintaan pupuk di pasaran pascadigalakkannya program swasembada pangan jauh di atas angka tersebut," ungkapnya.

Menurut dia, pemerintah pusat mengalokasikan jatah pupuk subsidi pada 2016 sesuai dengan usulan dari kabupaten/kota.

"Selama 2016 ini banyak kebun karet warga yang telah beralih fungsi menjadi kebun jagung, bahkan lahan Omiba milik TNI AD pun dialihfungsikan demi mensukseskan program swasembada pangan nasional itu," katanya tanpa merincikan berapa luas lahan kebun jagung ada di OKU saat ini.

Lahan jagung sendiri ungkap dia, sangat membutuhkan pupuk jenis SP36 untuk meningkatkan hasil panennya.

Karena itu, alokasi pupuk jenis tersebut habis tersedot sebelum waktunya, karena diperuntukan jatah selama 12 bulan, tetapi akibat tingginya permintaan sebelum 12 bulan stok pupuknya sudah habis.

Untuk mengatasi kelangkaan pupuk itu, pihaknya telah mengusulkan ke provinsi agar alokasi pupuk SP36 untuk OKU jumlahnya ditambah lagi, namun sampai sekarang belum terealisasi.

"Mengingat hal itu, kami telah memberikan penyuluhan kepada petani jagung OKU agar untuk sementara waktu beralih menggunakan pupuk NPK subsidi produksi PT Pusri. Alhamdulilah, petani mulai berangsur-angsur melakukan hal tersebut, namun ada juga memilih tak memberikan pupuk ke tanamannya," ujarnya.

Sementara untuk alokasi pupuk bersubsidi lainnya seperti urea, ZA dan organik masih cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan petani sampai Desember 2016.

Alokasi pupuk urea bersubsidi di OKU pada 2016 tercatat 6.751 ton, dan dari angka itu sampai Oktober 2016 sudah terealisasi 5.344 ton. ZA 41 ton, terealisasi sampai Agustus 38 ton, NPK 6.211 ton, terealisasi sampai September 1.848 ton dan organik 488 ton, terealisasi sampai Agustus 168 ton.