Tiga penderita rabies meninggal karena terlambat melapor

id rabies, penyakit anjing gila, penderita rabies, Kabupaten Pesisir Selatan, petugas kesehatan

Tiga penderita rabies meninggal karena terlambat melapor

Ilustrasi (ANTARA FOTO)

....Jika korban sudah takut air berarti syaraf dan otaknya telah terserang virus itu, biasanya korban tidak beberapa lama akan meninggal dunia dan itulah yang terjadi pada mereka yang meninggal....
Painan, Sumbar (Antarasumsel.com) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), menyebutkan sepanjang 2016 terdapat tiga penderita rabies di daerah itu meninggal dunia karena terlambat melapor ke petugas kesehatan.

"Mereka yang terlambat melapor karena meyakini dukun atau orang pintar sanggup menangani rabies sehingga tidak mempedulikan pelayanan kesehatan," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana (P2B), Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Irwansyah di Painan, Senin.

Irwansyah menambahkan jika rabies tidak ditangani sampai waktu tertentu virus yang ditularkan oleh binatang tersebut akan menyerang sistem syaraf dan otak.

"Jika korban sudah takut air berarti syaraf dan otaknya telah terserang virus itu, biasanya korban tidak beberapa lama akan meninggal dunia dan itulah yang terjadi pada mereka yang meninggal," kata dia.

Terkait hal itu, ia mengajak warga yang menjadi korban gigitan anjing, kera ataupun kelelawar yang diduga mengidap rabies segera melapor ke petugas kesehatan terdekat.

Usai melapor petugas akan mengobservasi binatang yang menggigit apakah terjangkit rabies atau tidak, hal tersebut bisa dilakukan dengan menguji laboratorium otak binatang yang menggigit atau bisa mengamatinya dalam keadaan hidup minimal dua minggu.

Jika tidak ditemukan indikasi binatang tersebut terjangkit rabies maka korban tidak perlu diberikan vaksin anti rabies.

Namun jika positif rabies maka vaksin anti rabies wajib diberikan, pada gigitan tertentu yang dinilai berisiko tinggi seperti gigitan pada bagian leher hingga ke atas ataupun pada ujung-ujung jari maka vaksin anti rabies harus diberikan secepatnya untuk mencegah serangan virus ke sistem syaraf dan otak.

Ia menambahkan sepanjang 2016 terdapat 255 gigitan binatang yang diduga terjangkit rabies dan kepada mereka telah disalurkan 179 buah vaksin anti rabies.

Dan hingga saat dinas kesehatan setempat masih memiliki stok 30 buah vaksin namun koordinasi ke dinas kesehatan provinsi terus dilakukan sehingga jika persediaan menipis maka vaksin tambahan segera dikirim.

Terpisah seorang warga di Kecamatan Sutera, Syafril mengatakan hingga sekarang masih ada warga di kecamatan itu menggunakan jasa dukun atau orang pintar apabila digigit anjing.

Menurutnya untuk mengobati luka bekas gigitan dukun atau orang pintar akan mengobatinya dengan media anak pohon pisang ataupun batu sakti yang dipercaya bisa menetralisir racun.