AJI nilai konvergensi media sebuah ancaman

id Aji, Aliansi Jurnalis Indonesia

AJI nilai konvergensi media sebuah ancaman

Aliansi Jurnalis Indonesia Palembang berganti ketua baru (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/Parni)

Palembang (Antarasumsel.com) - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia Suwarjono menilai tren konvergensi media saat ini sebagai sebuah ancaman, dimana konten internet banyak dimasuki non jurnalis penyebar berita bohong atau "hoax" yang hanya untuk berbincang-bincang.

"Jurnalis tidak boleh tinggal diam dan harus aktif masuk ke dalamnya,"ungkap Suwarjono,  dalam Konferta AJI Kota Palembang di Aula KONI Sumsel, Sabtu.

Menurutnya, Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) mendorong informasi digital, salah satunya mendukung membangun media lokal berbasis dalam jaringan (online) dari AJI-AJI kota di Indonesia.

"Konten adalah raja, kalau menarik pasti dicari orang. Jurnalis harus mendistribukan konten dengan baik. Ini adalah era home media. Kalau bisa kita bangun media sendiri," ujarnya di hadapan para  jurnalis anggota AJI Palembang yang hadir pada kesempatan itu.

Di kesempatan yang sama , Ketua Korwil Sumatera AJI, Budi Santoso Budiman menyoroti dari pelaku media.

"Saya menyetujui tema yang dibawa panitia Konferta AJI Palembang yakni Konvergensi Media, Kita Adalah Kantor Berita dan Kita Adalah Jurnalis," katanya.

Namun Ia mengingatkan bahwa jurnalis atau pelaku media cukup ketinggalan pada perkembangan informasi di internet.

"Jurnalis warga punya peran yang besar di media sosial,"ulasnya.

Budi menilai, standar produk jurnalistik dari para jurnalis warga belum ada.

"Sesuai hasil kongres AJI di Bukit Tinggi lalu disepakati jurnalis warga bisa jadi anggota AJI asalkan memenuhi etik jurnalistik. Kita mengawal itu, profesionalisme dan etik tidak boleh dilepaskan,"tegasnya.

Pada kesempatan tersebut AJI Palembang  memilih ketua baru yaitu Ibrahim Arsyad jurnalis media online Fornews berpasangan dengan jurnalis Koran Sindo Yulia Safitri sebagai Sekjen AJI yang baru.