Menhan curigai kemungkinan pemufakatan jahat penyanderaan

id Menteri Pertahanan, Menhan, RI, Ryamizard Ryacudu, penyanderaan

Menhan curigai kemungkinan pemufakatan jahat penyanderaan

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (Foto Antarasumsel.com/15/Feny Selly)

Jakarta, (ANTARA Sumsel) - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu mencurigai kemungkinan adanya pemufakatan jahat di balik penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) yang terjadi berulang kali.

"Gak benar, sudah saya ingatkan jangan lagi cari ikan di sana, tempat kita kan yang lain banyak. Kenapa kok di situ sih? Jangan-jangan ada kong-kalikong (pemufakatan jahat) nih," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan kecurigaan itu muncul karena meski sudah ada pemberitaan tentang WNI yang disandera dan imbauan untuk berhati-hati melaut tetap saja terjadi aksi penculikan.

"Kalau mungkin, kan berkali-kali ke sana kan curiga saya dong. Orang di sana sudah pasti disandera kok ke sana," tuturnya.

Ia menyebutkan terkait penyanderaan WNI, pemerintah pasti akan membela warganya dan berusaha untuk menyelamatkan warga yang disandera.

"Pasti membela, tapi dongkol juga tuh, itu-itu aja kok. Lo jangan ke situ, ketiban batu ke situ biarin kepala lo ketiban batu kepala lo bagaimana? Kita yang ngobatinnya kan, begitu. Jewer aja," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri mengimbau para anak buah kapal (ABK) di perairan Sabah, Malaysia tidak melaut hingga kondisi kondusif, usai penculikan terhadap dua orang kapten kapal di kawasan tersebut.

Dua WNI diculik saat sedang menangkap ikan di wilayah terumbu Pengarus Perairan Kertam sekitar 13-15 mil laut dari muara Kuala Kinabatangan Negeri Sabah, Malaysia.

Keduanya adalah La Utu bin La Raali dari kapal SSK 00520F dan La Hadi bin La Adi dari kapal SN 1154/4F. Mereka berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.