Warga Baturaja Barat dambakan jembatan penyeberangan gantung

id jembatan gantung, jembatan penyeberangan gantung, memudahkan mereka bepergian, sarana penyeberangan

Warga Baturaja Barat dambakan jembatan penyeberangan gantung

Ilustrasi-Perbaikan jembatan ganting (Foto: antarasumsel.com/Evan Ervani)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Warga yang bermukim di Desa Karang Endah di wilayah Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, mendambakan jembatan penyeberangan gantung karena untuk memudahkan mereka bepergian.

"Kami yang bermukim di Desa Karang Endah Kecamatan Baturaja Barat sejak lama mengharapkan pemerintah membangun jembatan gantung sebagai sarana penyeberangan," kata Iyan (52) warga setempat di Baturaja, Selasa.

Menurut dia, warga sebenarnya bukan hanya keinginan dibangun jembatan gantung, tapi lebih mengarah sebagai kebutuhan sangat penting untuk melancarkan aktivitas setiap hari.

Jembatan gantung dibutuhkan warga karena sangat berperan terhadap aktivitas warga desa, khususnya penduduk yang memiliki kebun di seberang Sungai Ogan.

Selama ini warga desa yang memiliki kebun di seberang sungai mengalami kesulitan untuk mengangkut hasil kebun.

"Selama ini menggunakan lanting, yakni sejenis rakit terbuat dari bambu. Karena sarana itulah satu-satunya yang bisa digunakan menyeberangi Sungai Ogan," kata Rusdi (48) warga lainnya menambahkan.

Kepala Desa Karang Endah, A Arpada mengakui kesulitan yang dihadapi warga desanya karena untuk pergi ke kebun harus menyeberangi Sungai Ogan, sementara fasilitas penyeberangan belum ada.

Satu-satunya sarana digunakan adalah rakit andalan warga menyeberangi Sungai Ogan untuk ke kebun sekaligus menjadi alat transportasi mendistribusikan hasil bumi dari kebun ke pasar di Kota Baturaja.

Sementara, kata dia, hampir 60 persen suplai sayur dari desa itu ke pasar tradisional di pusat Kota Baturaja.

Karena belum memiliki jembatan gantung, rakit yang menjadi sarana transportasi kerap mengancam keselamatan jiwa warga. Terlebih lagi penggunanya didominasi para wanita sudah usia tua.

Tak jarang karena arus sungai yang deras saat menyeberang, justru warga dan rakitnya hanyut ke hilir sungai dan hingga saat ini sudah ada tiga peristiwa warga hanyut akibat arus Sungai Ogan cukup deras.

Kalau sudah demikian, biasanya keluarga korban yang mendapat informasi atau merasa kehilangan keluarganya mencari sepanjang aliran sungai.

Meski tak sampai menimbulkan korban jiwa, namun hal tersebut sangat dikhawatirkan, katanya.

Ia menambahkan, pemerintah desa sudah beberapa kali menyampaikan usulan ke pemerintah setempat supaya dibangun jembatan gantung. Rencananya tahun ini, tapi realisasinya belum ada.

Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten OKU, Helman mengatakan bahwa belum bisa berbuat banyak untuk melaksanakan usulan warga membangun jembatan gantung.

"Kondisi keuangan daerah yang mengalami defisit menjadi penyebabnya dan bahkan di tahun depan pun belum bisa direalisasikan, namun tetap kita carikan dana dari sumber lain untuk membangun jembatan gantung," katanya.