Nelayan Jembrana tunggu janji BUMN beli ikan

id nelayan, ikan, janji Perum Perikanan Indonesia, hasil tangkapan nelayan, PT Perikanan Nusantara, Pelabuhanan Perikanan Nusantara

Nelayan Jembrana tunggu janji BUMN beli ikan

Ilustrasi-Nelayan menimbang ikan tapah "Wallago Leerie" hasil tangkapan mereka. (Foto Antarasumsel.com/14/Edy P/Aw)

Negara (ANTARA Sumsel) - Nelayan di Kabupaten Jembrana, Bali, menunggu janji Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Perikanan Nusantara yang akan membeli ikan mereka.

"Sekitar tiga bulan lalu, ada utusan dari Perum Perindo mengecek lokasi untuk menampung ikan dan lain-lain. Tapi sampai sekarang belum ada kabar bagaimana kelanjutannya," kata Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan Jembrana Made Dwi Maharimbawa, di Negara, Selasa.

Ia mengatakan, saat itu pihaknya menawarkan cold storage berikut pabrik es milik Pemkab Jembrana di areal Pelabuhanan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan kepada BUMN tersebut.

Menurutnya, dengan menggunakan fasilitas milik Pemkab Jembrana tersebut, Perum Perindo tidak perlu lagi membangun gedung baru untuk membekukan ikan.

Karena sudah lama tidak mendapatkan kabar, ia berjanji akan menanyakan kepada dua BUMN tersebut maupun ke Kementerian Kelautan Dan Perikanan.

Beberapa bulan lalu, saat mengunjungi PPN Pengambengan, Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti memerintahkan Perum Perindo dan PT Perinus untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan khususnya jenis lemuru.

Perintah tersebut disampaikan Susi, setelah nelayan mengeluh harga ikan mereka anjlok saat tangkapan melimpah.

Maharimbawa mengatakan, perintah Menteri Susi, dua BUMN tersebut harus membeli dengan harga paling rendah Rp6000 perkilogram.

Pelaksanaan perintah Susi terhadap dua BUMN itu sangat ditunggu nelayan, karena dengan harga terendah yang dipatok akan membuat hidup mereka lebih sejahtera.

"Kalau harganya paling murah Rp6000 perkilogram, nelayan disini akan sejahtera. Tapi kapan akan dimulai ya?" kata Madek, salah seorang anak buah perahu di Desa Pengambengan.

Bapak satu anak yang sudah sejak remaja ikut perahu jenis selerek ini mengatakan, harga ikan yang naik turun sering membuat anak buah seperti dirinya mendapatkan hasil tidak seberapa.

Menurutnya, saat tangkapan ikan lemuru melimpah, harganya bisa jatuh hingga Rp3000 perkilogram, bahkan bisa lebih rendah dari itu.

"Biasanya hasil tangkapan ikan lemuru dibagi menjadi dua jenis yaitu yang bisa dipakai bahan sarden atau hanya untuk tepung. Yang untuk tepung lebih murah lagi," katanya.

Meskipun saat hasil tangkapan sepi harga ikan lemuru bisa mencapai Rp8000 hingga Rp8500, namun nelayan sering sama sekali tidak mendapatkan ikan sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka.

Harapan dua BUMN tersebut segera membeli ikan juga disampaikan, Arman, Samsuri, Giman, nelayan lainnya.

Untuk menangkap ikan lemuru yang oleh Susi dua BUMN diperintahkan membelinya, nelayan di Kabupaten Jembrana menggunakan sepasang perahu selerek yang melaut satu malam.