Palembang (ANTARA Sumsel) - Sebanyak 19 titik panas terdeteksi di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang tergolong cukup rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, kata pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika setempat.
"Hasil pantauan melalui satelit, hari ini terdapat 19 titik panas di sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purna, di Palembang, Kamis.
Keadaan ini, lanjut dia, perlu diwaspadai agar tidak memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan bencana kabut asap seperti 2015 lalu.
Selain di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu, titik panas juga terdeteksi di sejumlah daerah Sumatera lainnya yakni di Jambi satu titik panas, Lampung 12 titik, dan paling banyak terdeteksi di Bangka Belitung mencapai 24 titik panas, katanya.
Menurut dia, titik panas yang terpantau melalui satelit di wilayah Sumatera Selatan dan beberapa provinsi lainnya di wilayah Sumatera itu akhir-akhir mulai sering terdeteksi satelit, namun jumlahnya turun naik dan relatif sedikit.
Meskipun jumlahnya masih relatif sedikit, pemerintah daerah dan masyarakat yang berada di daerah yang mulai terdeteksi titik panas diimbau agar meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap lahan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan.
Dengan kewaspadaan yang tinggi dan pengawasan lingkungan secara maksimal, diharapkan dapat dicegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Seperti diketahui, kebakaran hutan dapat menyebabkan terjadinya bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat seperti yang terjadi pada tahun lalu.
Dia menjelaskan, sejak memasuki musim kemarau hingga awal musim hujan ini, pihaknya aktif melakukan berbagai kegiatan yang dapat mendukung upaya pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel selalu berkoordinasi dengan pihaknya untuk memantau perkembangan titik panas dan melakukan operasi pemadaman melalui udara maupun darat.
Untuk mencegah terjadi bencana kabut, masyarakat dan perusahaan perkebunan yang berada di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin diimbau agar tidak melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan dari rumput, ranting pepohonan, dan sisa hasil panen meskipun sekarang ini mulai memasuki musim hujan.
"Melakukan pembakaran lahan pertanian dan perkebunan, bisa menimbulkan bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai akttivitas dan kesehatan masyarakat serta tindakan itu merupakan pelanggaran hukum, kata Indra.
Berita Terkait
BMKG sebut potensi hujan lebat di 18 provinsi
Minggu, 24 Maret 2024 8:16 Wib
Tahukan anda, ternyata gigitan nyamuk naik 2,5 kali lipat di cuaca panas
Kamis, 21 Maret 2024 22:27 Wib
Waspada, cuaca panas terik berpotensi tingkatkan kasus dengue
Kamis, 21 Maret 2024 19:00 Wib
14 titik panas di Sumatera Selatan, lokasi di lahan non gambut
Kamis, 21 Maret 2024 13:00 Wib
BMKG deteksi 19 titik panas di Sumut
Selasa, 19 Maret 2024 15:09 Wib
Riau daerah pertama status siaga darurat karhutla 2024
Kamis, 14 Maret 2024 9:00 Wib
Malaysia mulai antisipasi dampak kesehatan serangan cuaca panas
Sabtu, 2 Maret 2024 11:57 Wib
Sejumlah kiat menghadapi cuaca panas ekstrem tahun 2024
Senin, 29 Januari 2024 16:37 Wib