BPS: Daya beli petani Sumsel menurun

id petani, epala Badan Pusat Statistik Sumsel, Yos Rusdiyansyah, penyebab turunnya daya beli

BPS: Daya beli petani Sumsel menurun

Puluhan petani Jambi minta dukungan Pemprov Sumsel (FOTO antarasumsel.com/Nila Fuadi)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Daya beli petani Sumatera Selatan September 2016 secara umum menurun, sehingga berpengaruh terhadap nilai tukar petani mencapai 94,11 persen, kata kepala Badan Pusat Statistik Sumsel, Yos Rusdiyansyah.

Begitu pula dengan bulan sebelumnya, Nilai Tukar Petani (NTP) September 2016 mengalami penurunan 0,47 persen disebabkan penurunan indek harga diterima petani dan kenaikan indek harga yang dibayar petani, kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel, Yos Rusdiyansyah di Palembang, Jumat.

Selanjutnya, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) Sumsel bulan September 2016 sebesar 102,59 persen, menunjukan secara umum daya beli petani pada bula itu lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012.

Sementara, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP September 2016 turun sebesar 0,19 persen.

Berikutnya, NTP tanpa sektor perikanan Sumsel September 2016 sebesar 94,01 persen, menunjukkan secara umum daya beli petani pada bulan tersebut juga masih mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun dasar 2012.

Begitu juga dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan September 2016 turun sebesar 0,46 persen.

NTUP tanpa sektor perikanan Sumsel bulan September 2016 sebesar 102,41 persen, menunjukkan secara umum daya beli petani pada bulan tersebut lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012.

Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP September 2016 justru mengalami penurunan sebesar 0,19 persen.

Menurut Yos, berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada September 2016 sektor yang mengalami peningkatan NTP dibandingkan bulan Agustus 2016 hanya sektor peternakan, sedangkan NTUP naik pada sektor perkebunan rakyat, peternakan dan sektor perikanan tangkap, serta sektor lainnya mengalami penurunan.

Selanjutnya, inflasi/deplasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indek harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani.

Pada bulan September 2016 wilayah pedesaan di Sumsel mengalami inflasi sebesar 0,52 persen.

Semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi, terkecuali kelompok pengeluaran perumahan dan pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami deflasi.

Ia menambahkan, NTP berasal dari perbandingkan indek harga yang diterima petani terhadap indek harga dibayar petani. Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indek harga diterima petani terhadap indek yang dibayar petani, dimana kelompok harga dibayar petani hanya terdiri atas biaya produksi dan penambahan barang modal.