Belum saatnya petani menanam

id BMKG, petani, masa tanam pati, cuaca, musim tanam

Belum saatnya petani menanam

Sejumlah petani tengah menyebarkan pupuk di area persawahan Semendo Darat Ulu Muara Enim Sumatera Selatan, Senin (4/2). (Foto Antarasumsel.com/13/Feny Selly/Aw)

...."Di beberapa daerah para petani sudah menanam. Saya katakan sangat berisiko, karena hujan belum stabil," kata Apolinaris Geru....
Kupang (ANTARA Sumsel) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Lasiana Kupang, Apolinaris Geru mengatakan, belum saatnya para petani di daerah itu menanam, terutama pada lahan kering atau lahan tadah hujan.

Permintaan BMKG itu didasari pertimbangan bahwa kondisi hujan saat ini belum stabil dan memenuhi kriteria awal musim hujan, kata Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan peluang hidup tanaman pertanian berupa jagung dan kacang-kacangan yang sudah ditanam di hampir seluruh wilayah NTT, setelah daerah itu diguyur hujan selama hampir satu bulan terakhir ini.

"Di beberapa daerah para petani sudah menanam. Saya katakan sangat berisiko, karena hujan belum stabil," kata Apolinaris Geru.

Menurut dia, daerah yang sudah boleh menanam hanya wilayah Manggarai, Flores bagian tengah, karena wilayah itu sudah memasuki musim hujan.

Sementara wilayah lain di NTT, baru memasuki musim transisi (pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan.

Dia menjelaskan, pada saat ini, "Madden Julian Oscillation" (MJO) atau fluktuasi musiman atau gelombang telah masuk di kuadran 4 dan 5 yaitu benua maritim wilayah Indonesia sehingga menambah pasokan uap air ke wilayah Indonesia.

Hingga Dasarian II September, wilayah NTT belum memasuki musim hujan.      
Hujan yang terjadi pada beberapa hari terakhir ini, disebabkan oleh Monsun Australia yang sedang melemah dan kondisi suhu muka laut (SST) di perairan NTT yang hangat.

Selain karena pergerakan angin siklonik di atas wilayah NTT akibat adanya pusat tekanan rendah (low) di utara Australia yang menambah massa uap air dari Pasifik Barat ke wilayah NTT.


Kondisi ini juga dipengaruhi oleh MJO yang berada pada fase 4 dan 5 sehingga potensi pertumbuhan awan dan peluang hujan sangat besar di wilayah NTT, katanya.

Karena itu, dia meminta para petani, terutama petani lahan kering atau tadah hujan untuk bersabar dan tidak menanam dulu karena sangat berisiko gagal panen.