Enam calon jamaah haji baturaja gagal berangkat

id haji, penipuan biro haji, biro perjalanan haji, korban penipuan biro haji

Enam calon jamaah haji baturaja gagal berangkat

Jamaah haji kloter pertama embakarsi Palembang mengenakan masker saat tiba di Asrama Haji Palembang, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Sebanyak enam orang calon jamaah haji Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan yang gagal berangkat pada musim haji tahun ini, melaporkan pimpinan biro perjalanan haji PT Karomah Batumarta Tour and Travel ke polisi.

Sebanyak enam orang korban itu mendatangi Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) di Baturaja, Selasa untuk melaporkan JS (47) Direktur PT Karomah Batumarta Tour and Travel Baturaja.

Setelah berdiskusi, keenam korban yang gagal berangkat haji itu disepakati di antara mereka bahwa pelapor diatasnamakan, Januar Alfi, mantan anggota DPRD OKU dua periode.

Selain Januar dan istri, yang ikut jadi korban dugaan penipuan kegagalan berangkat haji itu, di antaranya MG (anggota DPRD OKU asal PAN) dan istri, serta Julin selaku Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) OKU dan suaminya.

Terlapor Juremi Slamet (JS) diketahui pernah menjadi Calon Wakil Bupati (Cawabup) OKU pada Pilkada tahun 2010 berpasangan dengan Malikuswari, dituntut oleh para korban untuk bisa mengembalikan uang yang sudah disetorkan.

Bahkan para pelapor meminta kepada pihak Polres setempat untuk segera memproses terlapor secepat mungkin dan bila perlu dijebloskan ke sel tahanan.

Menurut Julin, yang juga Ketua IBI OKU ini di sela-sela pelaporan ke SPKT Polres, kalau upaya melaporkan JS itu semata-mata agar mempertanggungjawabkan atas perbuatannya.

"Saya dan korban lainnya merasa ditipu karena JS mengaku bisa mempercepat proses pemberangkatan, ternyata hingga 6 September 2016, kami tak kunjung diberangkatkan," katanya.

Ia mengaku, sudah menyetor uang dengan total 17 ribu dolar Amerika Serikat atau setara Rp221 juta berdua dengan suaminya.

"Kami daftar ONH plus di sana, akan tetapi visa kami tak kunjung keluar. JS berdalih bawah jadwal kami mundur," jelasnya.

Menurutnya, ia bersama korban lainnya merasa ditipu, karena kontak terakhir sebelum tanggal pemberangkatan haji, dijanjikan berangkat pada 24 Agustus.

Bahkan kala itu disuruh siap-siap, karena koper, baju seragam sudah diberikan, bahkan mereka sudah disuntik meningitis.

Sementara, JS membantah penipuan dimaksud.

Menurut dia, tidak ada unsur penipuan, karena para pelapor ikut haji porsi resmi.

"Kita upayakan percepatan, tapi belum berhasil. Jadi mereka terdaftar di negara porsi normalnya dengan jadwal keberangkatan tahun 2022," kata JS ketika dihubungi melalui pesan singkat WA (SMS) kepada wartawan.